"Targetnya sama, modusnya sana dan tipe bomnya juga sama," katanya.
Sementara ideologinya sama yakni JAD dengan sasaran pada polisi yang dianggapnya toghut, perspektif itu adalah ideoligi JAD.
Dan yang paling menonjol adalah, kata Ali Fauzi, "Gobloknya (bodohnya) sama," tandasnya.
Jadi, pemainnya adalah para pendatang baru yang tidak faham teknik dan strategi, hanya asal berani saja.
Pelaku yang masih amatir tersebut kata mantan instruktur perakit bom di Philipina ini, bisa dilihat dengan ketidak mampuan perakit bom maupun pelakunya.
Makanya, bom-bom rakitan yang dibawa para pelaku itu selalu meledak sebelum waktunya.
Soal bom yang meledak di Markas Polrestabes Medan, menurut Ali Fauzi, yang pertama termasuk bom high sensitif.
Sehingga saat dibawa masuk ke dalam sebelum mencapai sasaran sudah meledak.
Dan yang kedua bom itu ada kesalahan saat perakitan dan perhitungan.