Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Disebut-sebut Panglima ISIS Indonesia Hingga Bisa Video Call dari Penjara, Ini Sosok Aman Abdurahman, Dedengkot JAD Dibalik Teror Bom Thamrin

Candra Mega Sari - Selasa, 19 November 2019 | 20:42
Aman Abdurrahman menjalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (18/5/2018).
KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO

Aman Abdurrahman menjalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (18/5/2018).

Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega

Gridhot.ID -Terdakwa kasus terorisme Aman Abdurrahman hingga saat ini belum dieksekusi mati.

Melansir ari BBC Indonesia, Majelis hakim PN Jakarta Selatan menjatuhkan hukuman mati terhadap Aman yang didakwa berbagai kasus terorisme, serangan Thamrin.

Dalam sidang Jumat (22/06/2018), majelis hakim menyatakan tak ada satupun alasan yang dapat meringankan hukuman Aman.

Baca Juga: Satu Grup dengan Abu Rara, Ayah dan Anak Terduga Teroris Dibekuk di Bali, Tahu Rencana Penusukan Wiranto

Aman dinyatakan terbukti terlibat dalam sejumlah kasus terorisme, antara lain Bom Thamrin, Bom Samarinda, serta dua penyerangan terhadap polisi di Bima dan Medan.

Begitu mendengar vonis hakim, Aman beranjak dari bangku terdakwa, kemudian bersujud.

Di satu sisi, Aman rupanya ada di balik ontran-ontran di Mako Brimbo, Depok, Jawa Barat yang banyak dikaitkan dengan beberapa kejadian teror di Indonesia.

Baca Juga: Imam Mustofa, Terduga Teroris yang Bacok Polisi di Polsek Wonokromo Ternyata Dikenal dengan Nama Ali, Tinggal di Kos-kosan dan Jualan Sempol

Aman disebut-sebut menjadi salah satu sosok kunci dalam mengakhiri kerusuhan dan membujuk para narapidana terorisme untuk menyerah.

Sebelum proses penyerahan diri, para napi terorisme yang berasal dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) ini disebut meminta dipertemukan dengan Aman.

Nama Aman juga sempat disebut Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto, dalam keterangan pers soal kerusuhan yang terjadi di rumah tahanan Mako Brimob di Kelapa Dua, Depok sejak Selasa (8/5/2018) malam.

Baca Juga: Diduga Teroris, Tas Pelaku yang Serang Petugas di Polsek Wonokromo dengan Celurit Terdapat Kertas Berlogo ISIS

Nama Aman disebut, setelah Setyo menjawab pertanyaan wartawan, apa tuntutan para napi teroris.

"Tuntutan tidak jelas, karena memang asal-usulnya masalah sepele," kata Setyo.

Setyo mengatakan, peristiwa itu terjadi karena masalah makanan. Setelah ada provokasi, kerusuhan semakin meluas.

Baca Juga: Resmi, TNI Perkenalkan Koopsus, Pasukan Elit yang Dibentuk Khusus Guna Perangi Terorisme, Ini Kekuatannya

"Kemudian ada yang provokasi dan membobol tahanan," ucap Setyo waktu itu.

Ia pun tak membantah jika salah satu tuntutan napi itu adalah terkait terdakwa kasus terorisme Aman Abdurrahman.

Terdakwa Aman Abdurrahman alias Oman menjalani sidang keterangan saksi di PN Jakarta Selatan, Jakarta, Jumat (23/2/2018).
KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG

Terdakwa Aman Abdurrahman alias Oman menjalani sidang keterangan saksi di PN Jakarta Selatan, Jakarta, Jumat (23/2/2018).

"Kalau dibilang ada hubungan dengan Aman, memang ada tuntutan itu," ucap Setyo.

Baca Juga: Beralaskan Karung dan Bekap Mulut Korban, Seorang Kakek Tega Perkosa Cucunya Sendiri yang Masih SD, Sang Ayah Kecewa Polisi Tak Segera Tangkap Pelaku

Para napi teroris itu ingin bertemu Aman Abdurrahman. Permintaan itu pun sudah dipenuhi.

Lalu, siapa sebenarnya sosok Aman Abdurrahman?

1. Dalang Bom Thamrin

Baca Juga: Anak Angkatnya Tak Pernah Minum Susu dan Hanya Konsumsi Teh Sejak Kecil, Sarwendah Berikan ASI Miliknya untuk Betrand Peto

Aman Abdurrahman adalah terdakwa kasus peledakan bom di Jalan MH Thamrin pada awal 2016.

Tak hanya itu, aksi bom di Samarinda juga disebut merupakan 'karya'-nya.

Peneliti Pusat Kajian Terorisme dan Konflik Sosial Universitas Indonesia (UI) Solahudin mengatakan, berbagai aksi terorisme di Indonesia dilakukan kelompok Jamaah Anshorut Daulah (JAD).

Baca Juga: Hari Perkiraan Lahir Anak Ahok dan Puput Nastiti Devi Dibongkar Mantan Menteri, Dapat Info Usai Sarapan Bareng :Selamat Bro!

Menurut Solahudin, JAD adalah kelompok yang pembentukannya diinisiasi Aman pada akhir 2014 di Lapas Kembangkuning Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

"JAD adalah organisasi yang diharapkan menjadi organisasi payung kelompok-kelompok pendukung ISIS di Indonesia," ucap Solahudin.

Solahudin sempat mengatakan, Aman bahkan mendapat julukan sebagai 'Singa Tauhid' di kalangan kelompok JAD. Saat ini, Aman ditahan di Mako Brimob.

Baca Juga: Diyakini Jadi Pijakan Kaki Nabi Muhammad Saat ke Langit untuk Isra' Miraj Hingga Adanya Sungai Rahasia yang Mengalir dari Surga, Ini Deretan Misteri Kubah Batu Yerusalem yang Tak Terungkap, Tempat Suci Bagi Muslim dan Yahudi

2. Disebut sebagai Panglima ISIS Indonesia

Aman sering disebut sebagai pimpinan ISIS Indonesia.

Kurnia Widodo, mantan narapidana kasus terorisme, sebagai saksi dalam persidangan Aman mengatakan, Aman merupakan pimpinan tertinggi ISIS di Indonesia.

Kurnia mengetahui informasi tersebut dari ikhwan-ikhwan-nya saat masih bergabung di kelompoknya dulu di Masjid As Sunah, Bandung, Jawa Barat, dan media-media jihadis.

Baca Juga: Pernikahan di Ujung Tanduk, Seorang Satpam di Cipayung Nekat Bakar Dirinya Sendiri, Istri Terlalu Matre dan Cicilan Mobil Jadi Alasan

"Dia (Aman) dikenal di kalangan kami, aktivis, dia ulama paling tinggi dari ISIS di Indonesia. Pusatnya di Irak dan Suriah,” kata Kurnia saat bersaksi dalam persidangan, dikutip dari Kompas.com.

Tapi, Aman membantah hal ini.

"Saya ketua ISIS, pimpinan ISIS, dari mana? Saya bukan ketua ISIS, bukan pimpinan ISIS," kata Aman dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (3/4/2018).

Terdakwa kasus terorisme Aman Abdurrahman tiba di ruang sidang utama Pengadilan Negeri Jakarta Selatan untuk menjalani sidang pembacaan nota pembelaan atau pleidoi, Jumat (25/5/2018).
KOMPAS.com/NURSITA SARI

Terdakwa kasus terorisme Aman Abdurrahman tiba di ruang sidang utama Pengadilan Negeri Jakarta Selatan untuk menjalani sidang pembacaan nota pembelaan atau pleidoi, Jumat (25/5/2018).

Baca Juga: Diyakini Jadi Pijakan Kaki Nabi Muhammad Saat ke Langit untuk Isra' Miraj Hingga Adanya Sungai Rahasia yang Mengalir dari Surga, Ini Deretan Misteri Kubah Batu Yerusalem yang Tak Terungkap, Tempat Suci Bagi Muslim dan Yahudi

Yang menarik, meski membantah, Aman terang-terangan mengakui kecintaannya pada ISIS.

Saat diperiksa sebagai terdakwa, 27 April 2018, Aman menyebut orang Islam yang tidak berbaiat atau mengucapkan sumpah setia kepada pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi, berdosa.

"Jika ada satu kelompok yang mampu menegakkannya (hukum Islam), sudah ada khilafah itu, maka wajib atas kaum Muslimin untuk membaiatnya, sedangkan yang tidak berbaiat kepada para imam, nanti jahiliyah," kata Aman.

Baca Juga: Baru Seminggu Pendaftarannya Dibuka, BKN Sudah Temukan Dugaan Kecurangan CPNS 2019, Fitur Ini Sampai Dihilangkan di Portal

3. Ceramah Bersumber Buku Karangan Sendiri

Dikutip dari Kompas.com, 17 April 2018, dalam persidangan terungkap, Aman menggerakkan orang untuk melakukan teror dengan berceramah.

Materi ceramah itu diambil dari buku seri materi tauhid karangannya sendiri.

Aman mengakui, banyak yang menjadikan materi ceramahnya sebagai rujukan.

Baca Juga: Hilangnya Palestina di Google Maps Kembali Viral, Netizen Ungkap Peta Milik Rusia Masih Tunjukkan Negara yang Direbutkan Israel Tersebut

Selain itu Aman juga dikenal sebagai seorang intektual yang mumpuni ilmu agamanya dan hapal kitab-kitab yang sangat tebal.

Ia banyak menerjemahkan tulisan-tulisan seorang ideolog Islam radikal asal Yordania Abu Muhammad Al Maqdisi dan menyebarkannya lewat teman-temannya ke internet bahkan dari dalam penjara.

Menurut pengamat terorisme UI, Solahudin, tingkat kecerdasan Aman juga bisa dilihat dari rekam jejak akademisnya.

Baca Juga: Benarkan Lina Hamil Duluan, Mantan Istri Teddy: Dinikahin Itu Kan Karena Kasihan

Solahudin mengatakan bahwa Aman diketahui lulus dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) Jakarta dengan predikat cumlaude.

"Itu bisa dicek dari akademik prudensial dia. Beliau adalah lulusan dari LIPIA Jakarta yang kemudian lulus dengan kategori mumtaz, cum laude," kata Solahudin.

4. Bisa Video Call dari Penjara

Entah bagaimana, Aman ternyata bisa menyampaikan ajarannya lewat smartphone dari bilik penjara.

Baca Juga: Ceriakan Anak-anak Masa 90an, Siapa Sangka Para Personil Trio Kwek-Kwek Kini Makin Moncer Berkarir, Ada yang Jadi Ahli Syaraf di Amerika Serikat!

Bahkan, di penjara ketat sekelas Nusa Kambangan sekali pun.

Pimpinan kelompok Jemaah Ansharut Daulah (JAD) Zainal Anshori mengaku pernah melakukan video call dengan Aman.

Video call itu dilakukan saat Aman ditahan di Lapas Kembang Kuning Nusa Kambangan, Cilacap, Jawa Tengah, sebagai terpidana kasus terorisme.

Saat itu, video call dilakukan ketika Anshori menggelar pertemuan dengan anggota JAD di Malang, Jawa Timur.

Baca Juga: Rontokkan Jet Tempur Rusia di Atas Laut Mediterania, Ini yang Lebih Kuat dari Pasukan Suriah, Prajurit Negeri Beruang Merah Sampai Dibuat Pasrah

Meskipun begitu, Anshori mengaku tidak tahu bagaimana cara Aman melakukan video call dari balik penjara.

Sebab, saat itu ponselnya dipegang seseorang bernama Abu Hakim.

Dalam video call tersebut, Anshori mengingat salah satu yang dibahas yakni soal hukum menyekolahkan anak di sekolah negeri.

"Yang paling saya ingat itu bagaimana hukumnya menyekolahkan anak di sekolah-sekolah negeri. Yang lainnya saya tidak begitu ingat," kata Anshori.

(*)

Source : intisari BBC Indonesia

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x