"Dulu, ya, yang jualan bapak sama ibu saja," jelasnya.
Hanya bermdal warung berukuran 2x1 meter persegi, Warsinem mulai menjajakan es tehnya sejak pukul 07.30 WIB hingga 18.00 WIB.
Adapun satu gelas es teh dengan rasa yang manis, sepet dan kental itu dihargai Rp 2.500 saja.
Selain es teh, Warsinem sebenarnya juga menjual makanan seperti gorengan, nasi oseng, dan juga nasi bandeng.
Namun, untuk penjualan es teh, sehari Warsinem dapat menghabiskan kurang lebih 17 pack kantong plastik.
Bahkan, pernah suatu hari seseorang yang mengaku dari Solo Baru, Sukoharjo, Jawa Tengah, jauh-jauh membeli es teh ke tempatnya untuk dijual lagi secara online seharga Rp 3.000.
Menurut pengakuan Sri, penjualan es teh akan menurun ketika sudah memasuki musim hujan.
"Kalau hujan laku sih tapi berkurang, itu kalau hujan enggak nyampai 10 pack, paling ya enam sampai tujuh pack," aku Sri.
Sementara untuk pembelinya, Sri mengatakan kebanyakan pelanggannnya adalah para pekerja proyek dan orang-orang yang hendak berangkat bekerja.
"Pekerja proyek banyak, orang-orang kantoran jarang, orang lewat-lewat gitu kadang-kadang buat (bekal minum) waktu kerja," ujar Sri.
Source | : | Instagram,Tribun Solo |
Penulis | : | Nicolaus |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar