Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Di zaman modern ini bisa dikatakan jarang bisa menemukan makanan seharga di bawah Rp 5 ribu rupiah se porsi di warung makan.
Pasalnya, seorang pedagang pasdti juga mengikuti perkembangan kenaikan harga untuk disesuaikan dengan harga makanannya.
Belum lagi jika kebutuhan pokok dan bumbu untuk membuat makanan naik, harga porsi makanan pun juga pasti ikut naik.
Namun, hal tersebut tak berpengaruh bagi Sukarni (46) mantan pegawai pabrik tekstil di Purwosuman Bulu, Sidoharjo yang terkena PHK ini.
Usai di PHK dari pabriknya membuat Sukarni harus memutar otak mencari penghasilan lain untuk menghidupi keluarganya.
Melansir dari TribunJateng.com, Sukarni pun akhirnya membuka sebuah usaha warung makan yang kini menjadi viral dan banyak pelanggannya.
Sebelumnya, ia mengaku bingung ingin mencari pundi-pundi rupiah darimana.
"Setelah kena PHK massal di pabrik saya ya luntang-lantung nggak ada kerjaan, lalu suami saya menyarankan untuk berjualan soto seribu, ya saya jawab aku nggak bisa masak, akhirnya dikasih resep masak sama mertua saya," terang Sukarni kepada Tribunjateng.com, Rabu (20/11/2019).
Yang masih belum bisa dinalar dari usaha Sukarni adalah harga soto yang ia jual hanya seharga seribu rupiah se porsinya.
Ternyata memang benar, usaha soto sewu Sukarni sempat jadi cibiran dari orang-orang.
Banyak yang mempertanyakan rasa dari soto sewu Sukarni.
"Dulu awal-awal buka ya banyak yang ga suka, pada tanya enak ga tuh soto kok cuma seribu. Setelah saya buka itu juga banyak yang ikut-ikutan bikin soto seribu," lanjut Sukarni.
Delapan tahun silam, Sukarni membuka warung soto di kediamannya yang beralamat di Kampung Ringin Anom, Sragen Kulon RT 6.
Karena letak rumahnya yang kurang strategis berada di dalam kampung, soto Sukarni sepi dan hanya tetangga sekitar yang membeli.
"Dulu di rumah saya nggak seramai disini, yang beli juga tetangga-tetangga sekitar rumah, sehari dapat Rp 80 ribu saja senangnya minta ampun," lanjut dia.
Merasa letak rumahnya yang tidak strategis untuk usahanya, akhirnya Sukarni pindah ke rumah mertua.
Kebetulan rumah mertuanya yang hanya beda RT berada tepat dipinggir jalan raya yang tak jauh dari rumahnya.
Setelah hampir empat tahun di tempat baru yang kini berada di pinggir jalan raya Slamet Riyadi Sragen Kulon warungnya mulai ramai.
Omzetnya pun bertambah dibanding saat berjualan di rumahnya.
Pada hari-hari biasa SUkarni bisa mendapatkan penghasilan kotor Rp 800 ribu dalam waktu buka jam 11.00 siang hingga malam.
"Pernah saya jualan waktu hari Minggu, dari pagi sampai malam dapat Rp 2,6 juta penghasilan kotor," kata dia.
Warung soto sewu Sukarni buka setiap hari dari pukul 06.00 hingga malam, hanya saja ketika pagi, Heni adik dari suami Sukarni, Ninut Iswinanto (49) yang menjaga.
Sedangkan Sukarni menjaga warung dari pukul 11.00 hingga malam.
Ketika ditanya soal tak takut dengan kerugian, Sukarni menjawab tidak.
"Alhamdulillah nggak takut rugi, ngitung-ngitung sodaqoh lah. Nyatanya bisa kok sampai sekarang malah Alhamdulillah sudah beli mobil," lanjut dia.
Ibu yang memiliki dua putra ini sudah memiliki dua karyawan yang membantu di warungnya.
Pembeli soto sewu Sukarni berasal dari berbagai kalangan, mulai dari anak sekolah, karyawan, hingga pegawai.
"Merata kok yang datang kesini, anak sekolah, ibu-ibu karyawan. Biasanya ramai itu jam-jam tertentu makan siang sama menjelang magrib," lanjut dia.
Salah satu pelanggan soto sewu Sukarni adalah Dwi Candra siswi SMK Muhammadiyah 4 Sragen.
Ia mengaku sudah sering makan di warung soto sewu Sukarni.
"Sudah biasa datang kesini, kalo sekali makan biasanya makan dua porsi yang seribuan," kata Dwi.
Selain harga soto yang ramah di kantong pelajar, Dwi dan temannya mengaku rasa soto seribu ini juga cocok di lidah.
Bersama sate-satean dan gorengan Dwi biasa menikmati soto sewu Sukarni.
Tidak hanya menjual soto dalam porsi kecil, Sukarni juga menjual soto porsi besar dengan harga Rp 3 ribu juga cemilan seperti sate-satean dan gorengan.(*)
Source | : | Tribunjateng.com |
Penulis | : | Nicolaus |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar