GridHot.ID- Marinir yang dulu bernama Korps Komando Angkatan Laut (KKO AL) merupakan salah satu elemen kekuatan Indonesia saat terjadi operasi Dwikora di tahun 1962-1966.
Korps yang bersemboyan 'Jalesu Bhumyamca Jayamahe' tersebut memang sangat disegani oleh lawan maupun kawan.
Usut punya usut, sebuah peristiwa pernah terjadi antara KKO AL dengan sebuah kapal perang AL Malaysia.
Kala itu tanggal24 Juli 1964, empat orang personel KKO AL yang dipimpin oleh prajurit K. Suratno dan tiga lainnya, Wahadi, Riyono, serta Muhani melakukan patroli rutin di perairan Riau perbatasan Indonesia-Malaysia.
Keempatnya menggunakan sebuah motorboat untuk melaksanakan tugas patroli itu.
Namun saat di tengah laut, mesin motorboat mengalami kerusakan hingga membuat motorboat terbawa arus ke arah utara, Singapura.
Hingga padapukul 19.15 malam, dalam pandangan mata remang-remang, keempat personel KKO AL melihat siluet sebuah kapal mendekat.
"Awak siapa?" teriak sang awak kapal.
"KKO mau pulang," timpal personel KKO AL yang sempat mengira bahwa kapal tersebut adalah kapal Bea Cukai Indonesia.
"Angkat Tangan!" ujar sang awak kapal.
Lampu sorot kapal kemudian dihadapkan ke motorboat hingga membuat para personel KKO AL sadar bahwa kapal yang ada di depan mereka bukanlah kapal Bea Cukai Indonesia, melainkan KD Sri Selangor milik AL Malaysia.
Terang saja, hal itu membuat para prajurit KKO AL berada dalam situasi terjepit.
Sementara,awak KD Sri Selangor Malaysia merasa di atas angin lantaran persenjataan kapal mereka bisa dengan mudah menghancurkan motorboat beserta personel-personelnya.
Namun, yang terjadi selanjutnya sungguh membuat awak KD Sri Selangor gelagapan.
Bukannya menyerah kalah, personel KKO Al malah kokang senjata dan membrondong KD Sri Selangor.
Gara-gara aksi nekat tersebut, jatuh korban di pihak KD Sri Selangor.
Kapten kapal yang marah lantas menyuruh agar mereka menabrak saja motorboat tersebut.
Saat kapal KD Sri Selangor menghantam motorboat, keempat personel KKO AL langsung sigap meloncat ke laut.
Mereka kemudian bersembunyi di bawah telungkupan motorboat untuk menghindari pantauan KD Sri Selangor.
Mengira lawannya sudah tenggelam, KD Sri Selangor tancap gas meninggalkan perairan Indonesia.
Dalam pertempuran tak seimbang tersebut satu prajurit KKO ALK Suratno gugur yang mana mayatnya tak ditemukan hilang dimakan gelombang laut. (Seto Aji/Grid)
Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judul "Hanya Bermodal Motorboat, 4 Personel Marinir Indonesia Berani Tantang Kapal Perang Malaysia"
(*)