GridHot.ID- Pesawat tempur TNI AU yang berpangkalan di Lanud Hassanudin Makassar bekerja ekstra untuk melakukan patroli.
Hal itu tak lain karena, seringnya terjadi pelanggaran di ruang udara wilayah Indonesia Timur.
Pelanggaran tersebutterutama dilakukan oleh pesawat-pesawatAustralia dan jet-jet tempur AS yang sedang melintas di atas Lautan Pasifik.
Tapi ancaman paling nyata di wilayah Indonesia Timurtentu saja datang dari Australia, mengingat posisi Australiayang dekat dengan Indonesia Timur.
Apalagi hingga saat ini, Australia terus meningkatkan kekuatan tempurnya seperti pengadaan sekitar 100 jet tempur berteknologi siluman F-35 Lightning II dan penempatan ribuan pasukan marinir AS di Darwin.
Pasukan Australia sendiri sebenarnya pernah melakukan 'simulasi serbuan' ke Indonesia ketika memimpin pasukan Interfet (International Force East Timor) untuk mengambil alih kekuasaan di Timor-Timur dari Indonesia pada 1999-2000.
Demi meraih keunggulan udara di wilayah Indonesia Timur yang secara otomatis juga demi menghadapi ancaman serangan militer dari Australia, TNI AU dalam waktu dekat akan membentuk Komando Operasi Angkatan Udara III (Koopsau III) yang bermarkas besar di Biak, Papua.
Selama ini, TNI AU telah memiliki Koopsau I yang bermarkas di Jakarta dan bertanggung-jawab atas keamanan udara di wilayah Indonesia Tengah dan Barat.
Sementara Koopsau II yang bermarkas di wilayah Indonesia Timur dan bertanggung jawab atas keamanan ruang udara Indonesia Timur dan sebagaian ruang udara Indonesia Tengah.
Terbentuknya Koopsau III yang akan diperkuat dengan skuadron pesawat tempur dan transportasi, jelas akan menjadi benteng udara di wilayah Indonesia Timur, khususnya ancaman yang datang dari Australia.