Diketahui, Brimob pernah diturunkan untuk merebut kembali lapangan terbang perintis di Kapeso, Papua yang diduduki kelompok bersenjata (2010).
Selain itu, Brimob bersama Detasemen Khusus 88 juga pernah menggerebek rumah teroris di sejumlah wilayah di Tanah Air,.
Ya, perlu digarisbawahi, dua tindakan di atas dilakukan Brimob dengan selalu mengedepankan tindakan persuasif.
Baca Juga: Gara-gara Diberi Uang Bonus Terlalu Banyak, ART Sandra Dewi Pilih Mengundurkan Diri, Kok Bisa?
Karena sifatnya yang demikian, Brimob tidak dikirim untuk membunuh, tapi melumpuhkan untuk kemudian ditangkap dan diajukan ke meja persidangan lengkap dengan barang bukti.
Hingga saat ini, Brimob membawahi sekitar 31 Satuan Brimob Daerah yang ditempatkan di seluruh wilayah Nusantara.
Penempatannya secara organik di bawah komando Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) dengan pembinaan tetap di bawah Mako Brimob, dalam hal ini adalah kepala Korps (Kalkor) Brimob.
Sejak Polri tidak lagi bernaung di bawah TNI, Brimob memang mengalami sejumlah pembenahan dan perubahan.
Jadipolisi namun bercirikan paramiliter, membuat banyak yang menilai Brimob seperti tentara.
Sesungguhnya Brimob adalah personel polisi dan semua tindakannya selalu berdasarkan prosedur kepolisian.
Khususnya, ketika Brimob diturunkan untuk menangani masalah terorisme seperti yang terjadi di sepanjang bulan Mei 2018.