Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Siapa sih yang tidak kenal Tri Rismaharini?
Ya, Tri Rismaharini adalah wali kota perempuan pertama Surabaya yang sudah mejabat selama dua periode.
Sejak dilantik sebagai Wali Kota Surabaya pada 28 September 2010, Risma sudah mencuri banyak perhatian masyarakat, bukan hanya di Surabaya, melainkan juga di Indonesia.
Banyak aksi yang dilakukan Risma yang mendapatkan apresiasi dari masyarakat.
Baru-baru ini, Risma kembali menjadi sorotan usai membantu nasib nelangsa seorang perempuan yang melahirkan dan bayinya dalam kondisi cacat.
Melansir dari Surya.co.id, perempuan tersebut bernama Dina Oktavia (21).
Diberitakan Dina telah melahirkan putranya bernama Muhammad Pandhu Firmansyah (5 bulan) yang mengidap penyakit Hidrosefalus.
Tak hanya itu, hidup Dina sangat nelangsa usai diceraikan suaminya gara-gara sang suami malu punya anak tak normal.
Dina pun bahkan tak menyangka kehadiran buah hatinya justru menyebabkan keretakan rumah tangganya.
"Suami saya sudah satu bulan ini pergi, katanya malu punya anak tidak sempurna," ungkap Dina yang bercerita sambil berkaca-kaca.
Sang anak yang bernama Pandhu itu memang mengidap penyakit tak biasa.
Sesuai diagnosa dokter, Pandhu mengidap Hidrosefalus, sang anak pun juga mengalami kerusakan pada bagian wajahnya, khususnya di bagian bibir, hidung dan kedua matanya.
Dina bercerita, sang suami merasa malu memiliki anak yang terlahir tidak sempurna itu.
Terlebih, mertua Dina juga enggan mengakui keberadaan Pandhu yang merupakan hasil pernikahan Dina bersama sang suami.
Dina menyadari, pernikahannya itu sempat ditentang sang mertua lantaran kondisi Dina yang berlatar belakang keluarga tak beruntung.
Hanya saja, pasangan muda itu masih bisa menjalani cobaan itu hingga memiliki buah hati.
Namun, belakangan, sang suami beserta keluarganya enggan mengakui Pandhu lantaran terlahir dalam kondisi tak normal.
"Malu gara-gara cucunya gak sempurna," terang Dina.
Penderitaan Dina pun kian bertambah, saat belakangan sang suami menyuruh dirinya mengurus cerai sendiri.
"Untuk makan sehari-hari kadang ada kadang enggak gitu saya harus ngurus cerai sendiri," ucap Dina."
Dina pun kini tinggal bersama putranya di rumah petak berukuran 2x6 meter.
"Saya sewa perbulan lima ratus ribu," kata Dina saat ditemui di rumahnya di kawasan Jojoran STAL 5B, Kelurahan Airlangga, Kecamatan Gubeng, Surabaya, Minggu (1/12/2019).
Itu pun kondisi lingkungannya kumuh dan tak sehat bagi seorang bayi.
Dina menceritakan di rumahnya banyak tikus yang berkeliaran.
Bahkan pada saat hamil ia pernah dua kali digigit tikus.
Menurut Dina, dirinya ingin membesarkan anak semata wayangnya dalam kondisi yang layak.
Sehingga, ia pun berharap keluhannya itu didengar oleh Pemerintah Kota Surabaya bahkan Pemerintah Provinsi Jatim.
Mendengar kabar penderitaan hidup Dina, Pemerintah Kota Surabaya dibawah pimpinan Tri Rismaharini langsung menemui Dina di kediamannya pada Senin (2/12/2019).
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) Kota Surabaya, Chandra Oratmangun mengatakan Pemkot Surabaya memberikan intervensi bantuan kepada Dina Oktavia beserta keluarganya.
"Dari awal berupa bantuan BPJS PBI (Penerima Bantuan Iuran), klien juga sudah didampingi pihak Puskesmas Mojo, baik pendampingan psikologi ibunya maupun perawatan sang bayi,” kata Chandra, Senin (2/12/2019).
Belum lama ini, Pandhu menjalani operasi VP Shunt di bagian kepala.
Kata Chandra, Pandhu dicover menggunakan biaya dari BPJS PBI.
Selain mendapat bantuan BPJS PBI, keluarga Dina Oktavia itu juga mendapat bantuan pengurusan KK dari pihak Kecamatan serta bantuan PKH dari Dinas Sosial.
“Sejak Oktober teman-teman Dinsos Surabaya juga memberikan bantuan PSR serta bantuan susu khusus untuk nutrisi anaknya dan neneknya juga sudah mendapat program permakanan,” terang Chandra.
Lebih lanjut Chandra memastikan, Pemkot Surabaya akan terus memberikan pendampingan kepada Dina Oktavia beserta sang anak.
Bahkan, Pemkot disebut telah menyiapkan bantuan pemberdayaan ekonomi untuk kelangsungan hidup keluarga Dina.
“Supaya ibunya punya kekuatan ekonomi untuk penghasilan, kita akan dampingi terus," pungkasnya.
(*)