Gridhot.ID- Setiap tahun,Tentara Nasional Indonesia (TNI) diketahui rutin melakukan latihan perang.
Dalam Latihan Gabungan (Latgab) tersebut, TNI selalu memiliki skenario khusus.
Skenario itu biasanya tentang adanya salah satu wilayah Indonesia yang telah diduduki oleh musuh untuk kemudian direbut kembali.
Untuk merebut pulau yang sudah diduduki pasukan musuh itu, maka dalam skenario Latgab, dilaksanakan pendaratan pasukan secara besar-besaran baik lewat laut maupun udara.
Dalam operasi penerjunan pasukan TNI dari berbagai kesatuan, maka pesawat angkut berat C-130 Hercules selalu menjadi andalannya.
Sementara, untuk pendaratan pasukan lewat laut yang umumnya didominasi oleh pasukan Korps Marinir TNI AL diawali terlebih dahulu oleh gempuran meriam kapal perang, pendaratan tank-tank amfibi, dan disusul pendaratan pasukan Marinir menggunakan perahu-perahu khusus.
Tapi untuk Latgab di tahun-tahun mendatang, misalnya di tahun 2019, operasi pendaratan pasukan lewal laut tidak hanya didominasi oleh pasukan Marinir tapi dari para personel TNI AD.
Serbuan pasukan TNI AD dari arah laut itu pun tidak lagi menggunakan kapal-kapal perang TNI AL, tapi menggunakan kapal-kapal TNI AD sendiri yang bisa mengangkut tank.
Sejak TNI AD memiliki tank Leopard II (2016), TNI AD juga sudah menyiapkan kapal pendarat tank (Landing Ship Tank/LST) sehingga untuk membawa tank ke pulau-pulau lain di Indonesia, TNI AD tidak tergantung kepada LST milik TNI AL.
Kehadiran tank Leopard II dan kepemilikan LST oleh TNI AD ternyata memicu TNI AD untuk memiliki tank-tank amfibi sendiri.
Dengan demikian dalam setiap pertempuran pasukan TNI AD bisa memiliki daya pukul makin mematikan.
Tank-tank amfibi yang dimiliki oleh TNI AD adalah tank Arisgator buatan AS dan merupakan pengembangan dari tank-tank yang sudah dimiliki TNI AD, yakni M113.
Sebagai tank amfibi, Arisgator bisa didaratkan oleh kapal LST TNI AD dari laut tanpa harus terlebih dahulu berlabuh di pelabuhan tertentu.
Jadi asal bisa mendapatkan pantai yang bisa didarati tank amfibi semua tank Arisgator langsung bisa beraksi.
Pasalnya, tank Arisgator yang bisa berenang dengan cepat itu setelah keluar dari kapal lalu akan memasuki daratan untuk menggempur posisi musuh.
TNI AD sudah membeli sekitar 200 unit tank Arisgator dan sebagian di antaranya sudah dikirim ke Indonesia serta telah dioperasikan oleh TNI AD.
Dengan kehadiran tank Arisgator, doktrin tempur TNI AD sebenarnya juga ikut berubah.
Dalam pertempuran pasukan TNI AD tidak hanya menjadi pasukan yang bisa dikirim dari udara dan darat.
Tapi juga sebagai pasukan pemukul yang bisa menyerbu dari arah lautan menggunakan tank-tank amfibi, ya mirip-mirip dengan taktik serbuan pasukan Korps Marinir.
Artikel ini telah tayang di Intisari Onlie dengan judul: "Miliki Ratusan Tank Amfibi Arisgator, Prajurit TNI AD pun Mahir Bertempur dari Arah Laut untuk Mengusir Penyusup."
(*)