Laporan Wartawan Gridhot.ID, Angriawan Cahyo Pawenang
Gridhot.ID - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir baru saja dua bulan menjabat.
Namun Erick Thohir sudah langsung gaspol terkait cara kerjanya.
Terbukti Erick Thohir langsung melakukan perombakan kepada beberapa perusahaan BUMN.
Hebatnya lagi, perombakan beberapa perusahaan BUMN ini dilakukan Erick dalam rentang waktu satu bulan.
Tentu saja keputusan sang Menteri mendapatkan banyak dukungan dari berbagai pihak.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com dan Tribunnews, berikut 7 perusahaan BUMN yang telah dirombak oleh Erick Thohir dalam satu bulan ini.
1. PT PANN
Erick Thohir mengaku cukup bingung dengan bisnis perusahaan BUMN yang satu ini.
Jarang terdengar di publik, PT PANN disebut Erick memiliki bisnis yang sangat melenceng dari bisnis utamanya.
Perusahaan yang berfokus di bisnis pembiayaan perkapalan ini malah memiliki usaha perhotelan di dalamnya.
“Contoh konkret yang tadi, mohon maaf saya juga baru kenal dengan direksi (PT PANN) tadi, mengenai perusahaan leasing kapal, bagaimana perusahaan leasing kapal ini bisa hidup kalau sejarahnya ada leasing pesawat terbang, apalagi mohon maaf tiba-tiba ada bisnis hotel," kata Erick.
Erick mengatakan ingin mengembalikan PT PANN kembali ke bisnis utamanya.
Dirinya juga ingin melakukan regenerasi BUMN dengan memanfaatkan kaum usia muda untuk masuk ke perusahaan tersebut.
2. Sarinah
Erick ingin agar Sarinah bisa mengikuti perkembangan zaman yaitu bekerja sama dengan ritel digital.
Mempunyai bisnis inti di bidang perdagangan, Sarinah diharapkan bisa berkolaborasi dengan PT Pos Indonesia dan tidak perlu ribet menyaingi e-commerce raksasa.
Menurutnya Erick, cara yang dipakai Sarinah selama ini untuk mempertahankan bisnisnya sudah sangat usang dan tidak cocok di era digital.
3. PLN
Erick Thohir dengan tegas langsung menunjuk Rudiantara sebagai Direktur Utama PLN.
Mantan menteteri di periode sebelumnya tersebut menjadi kandidat terbaik dari tiga nama yang disandingkan.
Nantinya pengangkatan Rudiantara akan dilakukan saat Rapat Umum Pemegang Saham.
4. Bank Mandiri
Erick Thohir juga mengganti Direktur Utama dari perusahaan BUMN yang satu ini.
Royke Tumilar yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Corporate Banking Mandiri kini ditunjuk untuk menjadi Direktur Utama bank tersebut.
Erick juga menunjuk Muhammad Chatib Basri sebgai Wakil Komisaris Utama Bank Mandiri.
5. Pertamina
Ini merupakan salah satu gebrakan Erick Thohir yang paling menyita perhatian.
Erick diketahui menunjuk Basuki Tjahaja Purnama sebagai Komisaris Utama Pertamina.
Keputusan ini tentu saja menuai pro dan kontra.
Bahkan Ahok sempat mengalami penolakan dari serikat pekerja Pertamina.
Namun Erick yakin Ahok bisa memberi dobrakan untuk Pertamina kedepannya.
“Makanya diharapkan Pak Ahok awasi direksi untuk percepatan kinerja Pertamina,” kata Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga.
6. Bank BTN
Bank BTN menjadi bank BUMN pertama yang mendapat perlakuan dari Erick.
Erick diketahui merombak posisi direksi dan komisaris dari perusahaan tersebut.
Dia menunjuk Pahala Mansury sebagai direktur utama. Pahala menggantikan posisi Suprajarto yang mengundurkan diri pasca ditunjuk dalam RUPSLB saat Menteri BUMN masih dijabat Rini Soemarno.
Lebih jauh, Erick juga menunjuk mantan anggota KPK, Chandra Hamzah, sebagai Komisaris Utama BTN.
Sosok-sosok tersebut dianggap ideal oleh Erick Thohir untuk mengawasi BTN.
7. Garuda Indonesia
Garuda Indonesia jadi perusahaan BUMN yang cukup membuat kesal menteri BUMN.
Kasus penyelundupan barang mewah yang dilakukan oleh Direktur Utamanya terungkap habis-habisan di media.
Erick juga kesal karena Garuda Indonesia memiliki anak usaha yang tak sesuai dengan inti bisnisnya.
"Kemarin saya review Garuda. (Anak usaha) Gapura yang namannya management handling itu enggak usah di Garuda.
Lebih baik di AP (Angkasa Pura) saja yang manage (perusahaan) itu. Kenapa harus ada overlaping yang akhirnya kontraproduktif,” kata Erick.
Kasus penyelundupan yang terjadi juga membuat Erick langsung mencopot Ari Askhara dari jabatan Direktur Utama Garuda Indonesia dan kasusnya menunggu penyelidikan untuk mengetahui pejabat siapa saja yang terlibat nantinya.
(*)