Laporan Wartawan Gridhot.ID, Angriawan Cahyo Pawenang
Gridhot.ID - Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok kini telah resmi menyandang status sebagai Komisaris Utama Pertamina.
Seakan tak peduli dengan segala penolakan yang pernah terjadi kepadanya, Ahok tetap berusaha jalani jabatan tersebut.
Kini Ahok nampak sedang bertemu dengan Presiden Joko Widodo bersama Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Ahok yang baru saja menjabat kini sudah mendapat beberapa tugas besar dari sang presiden.
Ketiga disebutkan bertemu untuk membahas perkembangan industri energi dan petrokimia.
Salah satu yang menjadi tujuan mereka adalah kesiapan biodiesel B30.
"Kita sampaikan di dalam mengenai kesiapan untuk penerapan B30,"
"Jadi kita akan jalankan, semuanya sudah siap penerapan B30 di semua Terminal Bahan Bakar Minyak dan semua SPBU," kata Nicke usai pertemuan di Jakarta, Senin (9/12/2019)
Nicke kemudian menambahkan kalau dirinya turut melaporkan pembangunan kilang minyak dan pabrik petrokimia.
"Hal ketiga kami menerapkan digitalisasi SPBU. Kami akan menerapkan program itu agar bisa memonitor penyaluran BBM subsidi," ujar Nicke.
Ahok sendiri mendapatkan PR dari Presiden Jokowi untuk memperbaiki industri petrokimia.
"Presiden ingin memperbaiki defisit neraca perdagangan kita. Kunci paling besar sektor petrokimia dan migas," sebut Ahok.
Pemerintah menargetkan pembangunan industri petrokimia rampung dalam 3-4 tahun.
Sebelumnya Presiden menjelaskan nilai impor produk petrokimia mencapai Rp317 triliun.
Untuk mendirikan industri petrokimia dalam negeri, dibutuhkan investasi yang cukup sehingga dapat memperbaiki kondisi neraca perdagangan Indonesia.
Ditunjuknya Ahok diharapkan bisa melakukan dobrakan tersebut.
Dikutip Gridhot dari Tribunnews, Erick Thohir selaku menteri BUMN berharap sosok Ahok bisa menjadi payung dan pendobrak untuk perusahaan tersebut.
Erick juga mengatakan kalau perusahaan BUMN memang butuh sosok-sosok seperti Ahok.
Meski dianggap bisa menjadi pendobrak, Erick mengakui kalau direksi awal Pertamina sudah cukup baik melakukan tugasnya.
"Karena direksi yang ada sekarang kan performanya cukup baik, kalau kita lihat sekarang impor migas cukup bisa ditekan. Siapa? Tentu direksi," ungkap Erick Thohir.
"Tetapi kita perlu figur seperti pak Ahok atau pak Chandra yang bisa menjadi payung atau mendobrak," tandasnya.
(*)