Kedua pemain tersebut secara kebetulan memang berasal dari keluarga imigran berdarah Kosovo, negara pecahan Serbia.
Shaqiri bahkan lahir di Kosovo sebelum kemduian pindah ke Swiss bersama orang tua dan ketiga kandunganya saat dia masih berusia satu tahun.
Sementara Xhaka lahir di Swiss. Namun ayahnya dulu pernah dipenjara karena berpartisipasi dalam upaya menentang pemerintahan komunis Yugoslavia di Kosovo.
Granit Xhaka dan Xherdan Shaqiri.
alasan inilah yang membuat selebrasi keduanya menjadi perhatian. Hubungan politik Albania dan Serbia dinilai menjadi dasar dari selebrasi tersebut.
Selebrasi yang bisa berujung sanksi karena FIFA sangat melarang segala jenis demonstrasi politik di dunia sepak bola, termasuk dalam bentuk selebrasi.
Konflik etnis dan agama
Konflik antara Kosovo dan Serbia memang berlangsung panjang.
Data demografi menunjukan bahwa Kosovo dihuni oleh etnis Serbia yang beragama Kristen Ortodok Timur dan etnis Albania yang mayoritas berama Islam.