Program ini direncanakan harus sudah selesai pada tahun 1951. Seperti berpacu dengan waktu, AURIS juga sudah memiliki markas besar yang berlokasi di Jakarta disusul dibekukannya organisasi dengan status langsung berada di bawah Menteri Pertahanan.
Jauh sebelum itu, KSAU juga sudah mengeluarkan surat keputusan berupa pembentukan sejumlah skadron udara.
Yaitu meliputi skadron intai laut, transport, pemburu, intai darat dan skadron intai sedang.
Karena begitu banyaknya pesawat diperoleh dari ML, setiap skadron diperkuat oleh setidaknya 20 pesawat, kecuali skadron intai laut yang berkekuatan hanya 12 pesawat.
Jika tidak diserang oleh Belanda melalui agresi kedua, RI sebenarnya tidak mungkin memiliki semua pesawat-pesawat tempur itu dalam waktu singkat.
Jadi agresi militer kedua Belanda yang hanya bertahan selama 1 tahun itu ternyata merupakan ‘berkah dan sekaligus rezeki nonplok’ bagi RI.
Pasalnya hampir semua peralatan militer Belanda, khususnya pesawat-pesawat tempur menjadi milik RI dalam waktu singkat.
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Belanda Kerahkan Banyak Pesawat Untuk Rebut Indonesia Tapi Dalam Satu Tahun Semua Pesawat Malah Jadi Milik Indonesia.
(*)
Source | : | intisari |
Penulis | : | None |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar