Belajar dari hal tersebut, anak bisa berpikir, "kalau saya mengaku, kalau saya jujur, saya pasti kena hukuman".
Akhirnya, ia berbohong.
Ketika suatu hari ia ditanya oleh ayahnya, "Siapa yang memecahkan gelas di ruang tamu?"
Anak pun menjawab "Bukan saya, Yah".
Anak akanberbohong karena dengan berbohong seperti itu, anak akan selamat dari marah dan hukuman.
Apresiasi yang salah
Bisa pula anak suka berbohong karena sewaktu ia pertama kali berbohong, ia justru diapresiasi oleh orangtuanya.
Misalnya anak kita berbohong atau membohongi kakaknya, lalu kita tertawa karena merasa terhibur.
Nah, ini bisa dianggap sebagai apresiasi.
Dan anak yang membutuhkan perhatian lalu ia mendapatkannya dengan cara begini, berbohong bisa menjadi suatu yang ia suka.
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul "Kebohongan Dwi Hartanto: Hati-hati, 4 Kebiasaan Orangtua Ini Bisa ‘Lahirkan’ Anak Pembohong"