Istri Bung Aidit adalah seorang dokter spesialis atom untuk kesehatan tetapi juga seorang aktivis Gerwani. Namanya, nyonya dokter Tanti Aidit. Merekamenikah pada tahun 1948, di Solo.
"Sebenarnya anak saya 4, tetapi karena yang bungsu kembar jadi 5," kata Bung Aidit sambil menarik-narik kedua pipa celananya sampai-sampai ke atas lutut.
Tatkala nyonya Tanti mengadakan spesialisasi di Moskow, anak-anaknya turut serta. Dua anak perempuan yang tertua sekolah di sana sampai sekarang, 1 SM, 1 SD. Tiga yang di rumah semuanya lelaki.
Bung Aidit rupanya juga sangat menjaga kesehatannya.
"Kalau pemimpin sakit, bukan dia saja menanggung akibatnya, tetapi organisasi masyarakat," ujarnya.
Selama wawancara dua jam itu, Aidit banyak minum, rokok, dan secangkir kopi pahit.
Dulu Bung Aidit beranggapan untuk politik cukup mengetahui sosiologi. Itu sebabnya ia membaca banyak buku sosiologi di museum. Itu tak benar, harus ditambah dengan ekonomi dan politik.
Orang berpolitik harus belajar banyak. Mengambil keputusan-keputusan politik hanya berdasarkan surat kabar atau majalah tidaklah cukup.
Karena itu kader-kader PKI sendiri diwajibkan mengikuti pelajaran. Untuk itu dibuka Akademi-akademi seperti Akademi Ali Archam, Dr. Rivai, Dr. Ratulangi, dll.
Baca Juga: Terkuak Percakapan Ashanty dengan Asisten Rumah Tangga, Singgung Soal Transfer Uang, Ada Apa?