Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Natuna Masih Panas Dingin, Guru Besar Universitas Indonesia: China Mau Ngetes Kinerja Prabowo Subianto, Edhy Prabowo, Hingga Wiranto

None - Selasa, 07 Januari 2020 | 10:42
Menhan Prabowo Subianto dan Pasukan Gabungan TNI di Natuna
Kolase Instagram

Menhan Prabowo Subianto dan Pasukan Gabungan TNI di Natuna

GridHot.ID - Hubungan Indonesia dan China dalam beberapa hari terakhir tengah panas dinginIni setelah insiden masuknya kapal-kapal nelayan asal China yang dikawal kapal coast guard terdeteksi masuk ke perairan Natuna secara ilegal.

Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana, mengungkapkan kembalinya China berulah di Natuna, salah satunya karena ingin menguji menteri terkait di kabinet baru Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca Juga: Melayat ke Rumah Duka Malam-malam, Komedian Ini Gambarkan Sosok Mendiang Lina Semasa Hidup, Ternyata Seperti Ini

"China mau ngetes, sejauh mana ketegasan dan kekompakan menteri-menteri baru Jokowi dalam mengelola masalah di Laut China Selatan. Kalau soal sengketa dengan China, itu terdekat terjadi di tahun 2016," kata Hikmahanto kepada Kompas.com, Minggu (5/1/2020).

Manuver China, kata dia, memang sengaja dilakukan untuk memancing reaksi pejabat Indonesia. Ini penting buat China dalam mengambil kebijakan-kebijakan geopolitik dan ekonomi di kawasan tersebut.

"Yang terbaru kan tahun 2016, kapal China masuk Natuna, Presiden Jokowi sampai langsung datang ke Natuna dan menggelar rapat di sana. Nah China mau lihat bagaimana respon pejabat sekarang," ujar Hikmahanto.

Baca Juga: Terekam Jelas dalam Ingatannya, Teddy Ungkap Detik-detik Terakhir Sebelum Kepergian Lina, Masih Sempat Tengok Anak-anaknya yang Tertidur Pulas

Menurutnya, selama sembilan garis putus-putus dan traditional fishing right dijadikan dasar klaim, maka China akan selalu memepetahankan keberadaan fisiknya di Natuna Utara.

"Pelanggaran atas ZEE Indonesia di Natuna Utara oleh Coast Guard China bisa jadi ditujukan untuk menguji muka baru di kabinet Jokowi dan menguji soliditas kabinet," ungkap Hikmahanto.

"Hal yang sama pernah dilakukan oleh China saat Presiden Jokowi baru beberapa tahun menjabat. Ketika itu Presiden tegas tidak mengakui sembilan garis putus, bahkan menggelar rapat di KRI di perairan Natuna Utara," imbuhnya.

Baca Juga: Sampai Minta Waktu untuk Menenangkan Diri, Inilah Pengalaman Mengerikan Soimah Kala Bertemu Kembarannya dari Bangsa Jin: Waktu Itu Dandanannya Memakai Baju Putih Bunga-bunga

Source : Kompas.com

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x