"Membaca laporan Brigjen Sabur, Soekarno menjadi kalut. Laporan tersebut dilaporkan kepada Wakil Perdana Menteri Dr. Leimena, Dr. Soebandrio, dan Chairul Saleh," tulis Jonar TH Situmorang dalam bukunya Presiden (daripada) Soeharto.
Soekarno pun langsung bergegas meninggalkan rapat setelah sebelumnya menyerahkan kelanjutannya kepada Leimena.
Akan tetapi, para menteri yang melihat perbuatan Soekarno tersebut rupanya ikut panik, sehingga rapat ditutup.
Soebandrio yang saat itu menjabat Kepala Badan Pusat Intelijen (BPI) ikut lari terbirit-birit mengejar Soekarno yang sudah berjalan bersama pengawalnya menaiki helikopter untuk diamankan ke Istana Bogor.
Usut punya usut, pasukan tak dikenal tersebut merupakan para personil Kostrad.
Dalam buku Misteri Supersemar, Kemal Idris yang menjabat sebagai Kastaf Kostrad mengakuinya.
Source | : | Grid.ID |
Penulis | : | None |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar