Laporan wartawan GridHot.ID, Dewi Lusmawati
GridHot.ID -Nama Reynhard Sinaga, pria asal Indonesia, menjadi perhatian publik Inggris pada Senin (6/1/2020).
Pengadilan Manchester menghukum seumur hidup Reynhard karena terbukti bersalah dalam 159 kasus pemerkosaan dan serangan seksual terhadap 48 korban pria.
Di antara 159 kasus, terdapat 136 dakwaan pemerkosaan, dengan korbannya dilaporkan ada yang diperkosa berkali-kali.
Para korban disebut mengalami trauma, dan sebagian mencoba bunuh diri akibat tindakan Reynhard Sinaga yang mendapat julukan Predator Setan.
Dengan kasus yang dianggap terbesar dalam sejarah hukum di Inggris, siapa sebenarnya Reynhard Sinaga, si terpidana pemerkosaan?.
Dikutip GridHot.ID dari The Guardian, pria Indonesia ini disebut lahir pada 1983 di Jambi, dengan tinggi sekitar 170 sentimeter.
Reynhard datang ke Inggris menggunakan visa pelajar pada 2007 saat berumur 24 tahun, dan tinggal selama 10 tahun hingga dia ditangkap pada 2 Juni 2017. Selama 10 tahun, Reynhard disebut dengan bantuan biaya dari ayahnya yang dilaporkan merupakan seorang bankir.
Selain membayar biaya kuliah, sang ayah disebut membiayai apartemen Reynhard di Montana House, tempat dia mengintai calon korbannya.
Teman Reynhard yang tinggal di Gay Village, Manchester, menyebut si Predator Setan sebagai sosok bersuara lembut dengan kacamata tebal.
"Dia baik, lemah lembut, dan sopan. Saya tak bisa membayangkan dia bisa mendapatkan tiket tilang atau mengadu," ujarnya.
Reynhard tidak pernah menceritakan tentang keluarganya yang punya dua saudara kandung ataupun kisah masa kecilnya.
Dia juga disebut tidak pernah menyembunyikan orientasi seksualnya, dengan terlihat di Canal Street maupun Gay Village.
Teman-temannya mengaku, mereka sama sekali tidak tahu jika Reynhard menjadi terdakwa kasus pemerkosaan terbesar di Inggris.
Reynhard kemudian menempuh studi di Universitas Manchester dari Agustus 2007 untuk meraih gelar MA di bidang Sosiologi.
Pada Agustus 2012, dia sempat berkuliah di Universitas Leeds untuk meraih gelar PhD ilmu Geografi Manusia, tapi ia tidak menyelesaikannya.
Dia sempat menyerahkan tesisnya berjudul Sexuality and Everyday Transnationalism Among South Asian Gay and Bisexual Men in Manchester. Tesis itu ia ajukan pada Agustus 2016. Tetapi, Reynhard Sinaga dinyatakan gagal, sehingga dia diminta untuk memperbaikinya.
Dikutip dari BBC, keluarga Reynhard Sinaga menolak memberikan tanggapan atas kasus hukum yang menjerat putranya dan kemudian vonis seumur hidup yang dijatuhkan Pengadilan Manchester, Inggris, pada Senin (06/01/2020) kemarin.
Dari awal persidangan kasusnya, Reynhard secara konsisten mengatakan hubungan seksual yang dilakukannya atas dasar suka sama suka walaupun terungkap fakta di pengadilan bahwa para korban tidak sadarkan diri.
BBC News Indonesia telah mencoba untuk meminta tanggapan dari orang tua Reynhard, baik melalui pendekatan langsung maupun melalui telepon.
"Saya tidak mau, tidak ya," kata ayah Reynhard dengan suara pelan usai beribadah di Depok, Jawa Barat, Desember 2019.
BBC News Indonesia pun kembali menghubungi orang tua Reynhard, baik ibu maupun ayahnya, melalui pesan teks, namun permohonan kembali ditolak.
Reynhard disebut oleh teman kuliahnya sebagai orang yang ramah dan periang.
"Maaf belum bisa," balasnya.
Setelah itu, ia tidak membalas lagi beberapa pesan yang dikirim.
Begitu juga dengan ibu dari Reynhard Sinaga, yang hanya membaca semua pesan teks dari BBC News Indonesia, namun tidak pernah merespons.
Koordinator protokol dan konsuler Kedutaan Indonesia di London, Gulfan Afero, menyatakan pihaknya berkomunikasi dengan keluarga dan Reynhard sendiri sejak ia ditangkap polisi pada Juni 2017.
Gulfan juga mengatakan ibu Reynhard menggambarkannya sebagai, "anak yang baik, rajin beribadah, rajin ke gereja."
Berdasarkan penelusuran BBC News Indonesia, Reynhard berasal dari keluarga mapan yang tinggal di Depok.
Baca Juga: Tulang Tengkoraknya Hancur Saat Selamatkan Sang Ibu dari Pemerkosaan, Nyawanya Hingga Melayang
Keluarga Reynhard tinggal di Depok.
Ayahnya adalah seorang pengusaha yang bergerak dalam sejumlah bidang usaha.
Reynhard mendapatkan gelar sarjananya pada 2006 dari jurusan arsitektur di salah satu universitas ternama di Indonesia dalam waktu empat tahun.
Setelah menyelesaikan studi S1 di Indonesia, Reynhard melanjutkan studi di Inggris.
Salah satu teman kuliah, yang tidak mau namanya disebutkan, menuturkan Reynhard adalah sosok yang menyenangkan dan mampu menceriakan suasana di sela-sela tumpukan tugas. Reynhard juga, katanya, merupakah seorang yang pintar dan enak diajak bekerja sama.
Baca Juga: Adukan Tindak Pemerkosaan yang Dilakukan Atasannya, Seorang Pegawai BPJS Ketenagakerjaan Dipecat
Reynhard digambarkan teman kuliahnya di Indonesia sebagai seorang yang supel.
"Saya mengenal Rey (panggilan teman kuliah kepada Reynhard) sebagai orang yang supel, ramah, mudah bergaul, menyenangkan untuk diajak bekerja sama misalkan dalam kelompok," katanya saat ditemui oleh BBC News Indonesia.
Teman yang tidak mau disebutkan identitasnya itu turut prihatin atas kasus hukum yang dihadapi Reynhard. Ia pun mendoakan yang terbaik untuk Reynhard.
"Saya harap Rey di sana bisa menyelesaikan kasus ini dengan apapun hasilnya. Dia bisa secara mental dan fisik sehat, itu harapan saya. Saya tidak berharap apa-apa selain itu," katanya.(*)