GridHot.ID-Osama bin Laden adalah pemimpin Al Qaeda yang sempat menjadi buronan nomer satu di Amerika Serikat (AS).
Pria yang dituduh sebagai dalang serangan teror di New York pada 11 September 2001 itu, baru bisa dibunuh setelah pencarian panjang selama 11 tahun.
Ya, memang butuh waktu bertahun-tahun bagi Militer AS maupun CIA untuk menangkap Osama.
CIA mulai mendapatkan solusi untuk menangkap Osama, setelah mengerahkan pesawat tanpa awak, Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Predator.
Strategi CIA untuk mengoperasikan UAV Predator terinspirasi oleh keberhasilan NATO ketika melaksanakan misi tempur di Serbia.
Ketika dioperasikan CIA di Afghanistan pada awal 2001, UAV Predator mulai dimodifikasi untuk dipersenjatai dengan rudal AGM-114 Hellfire.
Untuk menghancurkan sasaran dengan UAV Predator, CIA akan menyusupkan agen bayaran yang bertugas menaruh chip pemandu rudal AGM-144 Hellfire ke titik target, sehingga sasaran dipastikan tidak akan meleset.
Namun demikian, operasi CIA menggunakan UAV Predator ternyata mengundang kecaman internasional lantaran banyaknya warga sipil yang turut menjadi korban.
Kecaman bahkan muncul dari dalam negeri, seperti kecaman dari lembaga yang selama ini pro militer yaituCenter for New American Security(CNAS).
CNAS mengkritik kebijakan administrasi di era Presiden Barrack Obama yang dilukiskan 'sama sekali tak menggubris korban sipil' demi terbunuhnya para tokoh Al-Qaeda.
Singkat kata, pemakaian sejumlah UAV Predator di sejumlah medan perang telah dimanfaatkan oleh oposisi AS untuk menyerang kebijakan Obama.
Diketahui, selama CIA mengoperasikan UAV Predator di Afghanistan hingga 2009, sedikitnya lebih dari 600 penduduk sipil telah menjadi korban, yang puluhan di antaranya merupakan warga Pakistan.
Sementara, petinggi Al-Qaeda yang berhasil dihabisi dengan SUV Predator hingga 2009, baru sembilan orang dari jumlah totalnya sebanyak 20 orang, sedangkan pengikutnya yang berhasil dibunuh menurut versi Pentagon berjumlah 3.000 orang.
Banyaknya warga sipil yang menjadi korban SUV Predator tentu membuat sanak-saudara marah hingga kemudian bertekad melakukan balas dendam.
Baca Juga: Dicurigai Sebagai Mata - Mata, ISIS Eksekusi Anggotanya Sendiri yang Berjuluk 'Osama bin Beiber'
Salah satu cara balas dendam yang cukup ekstrem yakni dengan menjadi anggota kelompok Al-Qaeda.
Walau begitu, CIAyang didukung oleh militer AS serta peralatan yang mumpuni, akhirnya bisa membunuh Osama di Pakistan, pada Juni 2011.
Terbunuhnya Osama Bin Laden rupanya tidak menghentikan aksi teror dan perlawanan pejuangAl-Qaeda terhadap sasaran militer AS, baik yang berada di Afghanistan maupun Pakistan. (Agustinus Winardi)
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul "Osama bin Laden, Dalang Serangan 9/11 yang Berhasil Ditemukan dan Dibunuh CIA Berkat Teknologi Canggih Ini"
(*)