Namun ketika Rey terbangun di rumah sakit, ia mengajukan pertanyaan aneh kepada perawat.
"Apakah saya diperkosa?" tanya Rey berusaha menutupi kejahatannya.
Rey langsung berpikir cepat bagaimana cara untuk menghindari kecurigaan polisi.
"Dia tahu apa yang harus dilakukan dan dia sangat cepat untuk berbalik dan menuduh mereka sebagai orang yang salah."
"Itu harus dipikirkan dengan sangat cepat," kata Detektif Orr.
Sementara itu, korban dari Sinaga ditangkap atas dugaan penyerangan dan menyerahkan iPhone 4 putih yang tidak ia sadari bahwa itu sebenarnya milik pemerkosa.
Sinaga yang terbaring di rumah sakit memohon petugas kepolisian untuk membawakan ponselnya.
Mereka menemukan iPhone hitam di bawah tempat tidur di flatnya.
Lalu polisi mulai menaruh curiga padanya ketika dia memberikan sejumlah kode PIN palsu.
Tapi dia akhirnya memberikan PIN yang benar dan ponsel terbuka, di mana ada videonya yang memerkosa korban.
Pada 3 Juni 2017, Sinaga ditangkap karena dicurigai melakukan pemerkosaan tunggal.
Polisi menggeledah flatnya dan menemukan dokumen identitas di dekat tempat tidur.
Mereka juga menyita beberapa laptop dan hard drive yang berisi ratusan video dan foto aksi kejahatannya.
Ditemukan juga jam tangan, dompet, kartu ID milik korban yang diambil Rey sebagai suvenir.
Namun saat itu, Rey masih bersikeras tidak mengakui tindak kejahatannya.
Proses investigasi pun dilanjutkan dan berjalan cukup alot.
Sampai-sampai detektif Orr menunda pensiunnya untuk menyelesaikan kasus ini.
Petugas melacak satu persatu korban dari dompet dan barang lain yang dikumpulkan Rey serta melalui profil Facebook.
Hakim Goddard QC mengatakan, pekerjaan polisi yang terlibat dalam kasus ini cukup berat.
"Penyelidikan melibatkan 100 jam menonton cuplikan yang sifatnya paling tidak menyenangkan dan penelusuran para korban dengan teliti," ungkapnya dikutip dari Manchester Evening News, Minggu (12/1/2020).
Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judul Cerita Detektif Bongkar Kejahatan Seksual Reynhard Sinaga, Nonton 100 Jam Video Vulgar sampai Harus Tunda Pensiun!
(*)
Source | : | Grid.id |
Penulis | : | None |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar