"Mem-bully berarti perhatian. Saya tidak benci. Biar lah. Saya ini orang santai. Saya berdoa saja," katanya.
Kini, Kasnan hanya bisa memantau perkembangan kasus Keraton Agung Sejagat.
Dia juga tidak mau mengingat lebih jauh masa-masanya tergabung dalam kerajaan fiktif itu.
"Saya sudah putuskan semalam untuk melupakan," katanya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Buruh Tani yang Rela Keluarkan Rp 2 Juta untuk Ikut Kirab Keraton Agung Sejagat"