"Polisi menjemput tengah malam pada 16 April (2011 di Malang) dan polisi melihat kenyataan. Mereka melihat secara naluri, bukan yuridis," jelas kuasa hukum Tommy, Hotman Paris Hutapea, dalam jumpa pers di Gedung Summitmas I, Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (18/4/2011).
Tommy mengaku tuduhan tersebut tak lepas dari keputusan Tommy menetap di Malang bersama Tania setelah menikah tanpa restu Hana.
"Sebenarnya kami nggak mau pergi. Kami mau reda. Kami tidak melakukan perlawanan dan kami pergi ke kerabat saya di Malang," tutur Tommy.
Lima hari sesudah pernikahannya, Tommy dijemput oleh polisi dari Malang untuk menjadi saksi.
"Saya punya niat baik. Status sosial tidak bisa memisahkan cinta kami. Saya dicari seperti buronan, tapi sebenarnya ini bukan yang saya inginkan. Kalau perlu, saya menyembah kaki ibu Tania untuk meminta restu," tekan Tommy.
Sikap ibunda Tania sendiri kemudian tampak melunak setelah sang anak memberinya dua orang cucu.
Dalam hubungan pernikahan siri tersebut, Tommy dan Tania dikaruniai dua orang anak.
Pasangan ini baru meresmikan pernikahan mereka pada 2014 lalu.
Namun, tiga tahun setelah meresmikan pernikahan, Tommy dan Tania memilih bercerai.