Pasalnya, untuk mendapatkan racun dalam jumlah banyak setiap tetes racunnya harus dikeraskan terlebih dahulu.
Setiap kalajengking akan menghasilkan 2 mg saja, jadi untuk mendapatkan satu 3,7 liter dibutuhkan setidaknya 2,64 juta kali tetesan.
Steve Trim, pendiri Venomtech, mengungkapkan obat-obatan AS berspesialisasi dalam racun kalahjengking.
Namun, dia pernah dipenjara oleh Israel karena berusaha meyakinkan bahwa hewan ini memiliki 100 kali lebih berbahaya daripada sengatan lebah.
Meski demikian, sejumlah racun dalam kalajengking emas bisa menjadi harta karun yang sangta berharga untuk mengembangkan obat-obatan.
Misalnya, chlorotoxin-nya mampu mengikat dengan sempurna sel kanker otan dan tulang belakang.
Selain itu juga dapat mengidentifikasi ukuran dan lokasi tumor yang tepat juga untuk membasmi malaria.
Lalu Kaliotoxin-nya dapat membantu tikis melawan penyakit tulang, dan hingga saat ini ilmuwan masih mencoba untuk menelitinya.
Bahkan, pada ilmuwan mengharapkan bahwa racun kalajengking ini akan lebih banyak dikembangan untuk kebutuhan medis.