Tombol like dan komen bisa jadi alat pembenaran saat dua orang dalam sebuah hubungan sedang berjuang. Tentu saja mengunggah kepura-puraan untuk menutupi masalah bukanlah hal baru.
Hanya saja masalah itu dilihat dan dibagi ke para pengikut dan teman-teman di media sosial.
Orang mengambil foto dan mengunggah langsung di Instagram dengan hashtag tertentu dapat berarti masalah karena mereka cenderung memperhatikan komen dan like daripada kehidupan yang dijalani bersama pasangan saat ini.
"Orang yang fokus pada selfie berdua dengan pasangan dan mendapatkan filter serta hashtag tepat, mereka sebenarnya kehilangan momen.
Mengapa Anda tak mengambil foto, karena memori indah dan menjadi momen yang bisa dilihat kembali," katanya.
“Pasangan cenderung mengambil foto-foto dan langsung mengunggahnya di dunia maya, kemudian "menikmati" like serta komen yang muncul daripada menikmati waktu berdua dengan pasangan," tambahnya.
Hashtag dan komen yang memasukkan istilah "my boy" atau "my girl" bisa jadi ada masalah lebih dalam yang melibatkan ketidakamanan dan sifat posesif.
"Sepertinya ada pernyataan seperti, lihatlah teman-teman, perempuan atau laki-laki ini punya saya," ujar Goldstein.
"Kenapa tidak mengunggah foto karena itu adalah momen bahagia atau lucu atau karena foto itu memang mencerminkan kebahagiaan?" imbuhnya.