Didirikan pada 2004 oleh BIN yang saat itu dikepalai oleh A.M. Hendropriyono, STIN diharapkan mampu menjadi pemasok SDM bagi BIN.
Khususnya untuk menjadi penerus para agen rahasia Indonesia pada 10-15 tahun mendatang.
Sebenarnya BIN juga merekrut para lulusan perguruan tinggi atau orang-orang dari instansi-instansi tertentu, contoh militer.
Namun, menurut Ketua STIN, Tri Yoga Susilo, secara kuantitas jumlahnya tidak bisa memenuhi kebutuhan SDM.
Selain itu standarnya juga berbeda dengan STIN.
"Misalnya, keseimbangan antara kemampuan inteligensia dan fisik," ujar Tri Yoga.
Dulu intelijen Indonesia hanya membutuhkan individu yang kuat, mampu membuntuti orang, dan bisa bertahan dalam segala macam kondisi.
"Sekarang kita butuh intelijen yang juga mampu menganalisa dan memprediksi yang akan terjadi pada masa mendatang. Ini sesuai dengan slogan kita, yaitu Cendikia Waskita," tambah Wahyudi Adisiswanto, Pembantu Ketua III STIN.

Sekolah Tinggi Sandi Negara