Keterangan itu diungkapkan seorang kerabatnya, Ade Munir (56), saat mendampingi ibu kandung korban di rumah sakit.
Menurut Ade, korban dikenal sebagai anak yang senang di rumah dan jarang bermain sampai sore, apalagi sampai tak pulang.
Dia menuturkan, berdasarkan keterangan ibundanya, korban terlihat murung dan senang berdiam diri sepekan sebelum diketahui hilang.
"Kata ibu korban, korban sering di-bully di sekolah. Dikatai bau lontong karena ibunya berdagang lontong," tutur Ade.
Ade menambahkan, korban tidak pulang sejak Kamis (23/1/2020) sore.
Awal penemuan mayat itu sendiri berawal saat hujan dan air meluap ke jalan sehingga membuat warga curiga ada sampah yang menyumbat di drainase itu.
Nining (48), salah seorang warga setempat yang rumahnya berhadapan dengan SMPN 6 Tasikmalaya, mengungkapkan mangatakan, awalnya setiap hujan gorong-gorong di depan rumahnya airnya selalu meluap ke jalan.
"Tak biasanya kalau hujan juga biasanya gorong-gorong ini lancar," kata Nining di lokasi kejadian, Senin sore.
Untuk mengetahui penyebab air tersebut meluap, warga pun mengecek drainase itu. Benar saja, saat dicek ditemukan ada orang di dalamnya.