Dilansir dari Tribun Jakarta, Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Arman Asmara Syarifuddin menyebut, motif pelaku adalah karena sakit hati.
"Selama bekerja korban sering menghina pelaku dengan kata-kata gendut, boboho, sumo, dan kesulitan ekonomi," kata Kapolresta.
Mendapat pelecehan verbal tersebut memang sering kali membuat seseorang sakit hati hingga nekat melakukan tindakan agresif.
Beberapa penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Aggression and Violent Behavior menyebutkan bahwa orang yang sering diolok-olok mengenai bentuk fisiknya dapat mengalami pelonjakan tingkat amarah hingga melampiaskan kekesalan pada orang lain.
Hal ini sering kali dibarengi dengan gangguan kardiovaskular.
Mengejek fisik seseorang merupakan sebuah tindakan body shaming yang terkadang menimbulkan bahaya kesehatan pada korbannya.
Selain itu, menurut studi yang diterbitkan dalam jurnal The Obesity Society dari University of Pennsylvania, rasa sakit dari pesan-pesan olokan mengenai bentuk tubuh dapat berdampak pada kesehatan dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan metabolisme.
Meskipun kesannya hanya bercanda atau ingin membantu seseorang yang bertubuh gemuk, mengejek tubuh seseorang bisa jadi justru menghancurkan motivasi serta rasa percaya dirinya.
Ini tentunya bisa membuat hormon kortisol meningkat yang menyebabkan stres, peningkatan berat badan, hingga depresi.
Source | : | Gridhealth.id |
Penulis | : | None |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar