Gridhot.ID - Sedang viral di sosial media terkait sebuah video yang menunjukkan seorang pria.
Pria tersebut sedang menggunakan baju tahanan.
Meski sedang menggunakan baju tahanan, dirinya nampak santai makan dengan lahap bahkan dengan porsi yang cukup banyak.
Sembari diinterogasi polisi, pria bertubuh gemuk ini masih saja tenang dan terus menyantap sepiring makanan di piringnya.
Usut punya usut, pria tersebut merupakan seorang tahanan sekaligus pelaku pembunuhan dan pembakaran seorang wanita.
Sanjaya, pelaku pembunuhan dan pembakaran seorang wanita bernama Rosida tersebut seakan lupa atas kejadian yang belum lama ini Ia lakukan.
"Hei cak, kamu kok enak mangane. Enak mangane, yo? (Hei mas, kamu kok enak sih makannya. Enak ya makannya?),"
"Iyo maksude ora nduwe pikiran opo-opo mare mateni, ngobong uwong kok, (Iya maksudnya kayak gak punya pikiran apa-apa gitu padahal habis bunuh dan bakar orang)," ucap polisi dalam video tersebut.
Bukan tanpa sebab Sanjaya tega membunuh Rosida yang tak lain temannya sendiri.
Dilansir dari Tribun Jakarta, Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Arman Asmara Syarifuddin menyebut, motif pelaku adalah karena sakit hati.
"Selama bekerja korban sering menghina pelaku dengan kata-kata gendut, boboho, sumo, dan kesulitan ekonomi," kata Kapolresta.
Mendapat pelecehan verbal tersebut memang sering kali membuat seseorang sakit hati hingga nekat melakukan tindakan agresif.
Beberapa penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Aggression and Violent Behavior menyebutkan bahwa orang yang sering diolok-olok mengenai bentuk fisiknya dapat mengalami pelonjakan tingkat amarah hingga melampiaskan kekesalan pada orang lain.
Hal ini sering kali dibarengi dengan gangguan kardiovaskular.
Mengejek fisik seseorang merupakan sebuah tindakan body shaming yang terkadang menimbulkan bahaya kesehatan pada korbannya.
Selain itu, menurut studi yang diterbitkan dalam jurnal The Obesity Society dari University of Pennsylvania, rasa sakit dari pesan-pesan olokan mengenai bentuk tubuh dapat berdampak pada kesehatan dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan metabolisme.
Meskipun kesannya hanya bercanda atau ingin membantu seseorang yang bertubuh gemuk, mengejek tubuh seseorang bisa jadi justru menghancurkan motivasi serta rasa percaya dirinya.
Ini tentunya bisa membuat hormon kortisol meningkat yang menyebabkan stres, peningkatan berat badan, hingga depresi.
Perlu dicatat, body shamming tak selalu dialami wanita, pria juga merasakan hal tersebut.
Jika dampak parahnya pada wanita bisa menimbulkan bunuh diri, dampak parah body shaming pada pria juga bisa menimbulkan pikiran untuk melakukan tindak agresif seperti Sanjaya.
Oleh sebab itu, mulai sekarang jangan lagi mengolok atau mengejek fisik seseorang entah itu kurus atau gemuk, dan lainnya.
Diketahui, Sanjaya membunuh dan membakar Rosida yang merupakan teman kerjanya ini usai pulang kerja.
Mayat korban ditemukan 3 hari setelah pembunuhan dalam kondisi hangus dan rusak di atas tumpukan jerami di Kecamatan Kabat, Banyuwangi, Jawa Timur.
Artikel ini telah tayang di Gridhealth dengan judul Masih Santai Makan Terus Usai Bunuh dan Bakar Seorang Wanita, Pria Ini Rupanya Tak Terima Diejek Gendut.
(*)