Berlarut-larut menunggu tak menampakkan titik terang, Habibi memutuskan beralih profesi.
Ia memilih mengemban pendidikan lagi di sekolah penerbangan serupa untuk mengambil lisensi pemandu pesawat atau marshaller.
Selama dua bulan, Habibi bisa menamatkan pendidikan itu.
"Selepas lulus saya sempat bekerja di Bandara Hang Nadim sebagai pemandu pesawat dan helikopter selama satu tahun," ungkapnya.
Habibi merasakan bekerja di Batam berjarak jauh dengan rumah asalnya di kawasan Cinere.
Apalagi, ia bertemu jodoh di sana dan hendak menikah.
Ia memutuskan untuk meminta mutasi ke sekitaran pulau Jawa.
Namun, tak ada bandara di sana yang memiliki lowongan untuk pemandu pesawat.
"Akhirnya saya keluar," ujarnya.
Source | : | TribunJakarta.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar