Gridhot.ID - Memiliki jiwa petualang tentunya menjadi sebuah nilai positif tersendiri bagi seseorang.
Keberanian penuh biasanya mengisipara jiwa-jiwa petualang yang senang melakukan ekspedisi ke tempat-tempat baru.
Namun terlalu memiliki jiwa petualan justru menjadikan sosok yang satu ini mendapat nasib mengerikan.
Tahun 1961, para Antropolog dunia sedang mengandrungi penjelajahan ke daerah-daerah yang belum dijamah.
Sebut saja daerah tersebut adalah unexpected area di bumi.
Salah satu sasaran penjelajahan ialah di Hindia New Guinea atau Papua.
Tersebutlah nama Michael Clark Rockfeller, anak laki-laki dari jutawan Amerika Serikat (AS) Nelson Rockfeller yang ngebet pergi ke hutan Irian Barat.
Dikutip dari allthatsinteresting.com, memang Rockfeller muda ini gemar akan petualangan di alam liar.
"Ini adalah keinginan untuk melakukan sesuatu yang penuh petualangan," ujarnya.
Tujuan Rockfeller muda ini ingin menemui suku Asmat yang saat itu sama sekali belum dijamah oleh kehidupan luar.
Maka pada 17 November 1961 mulailah petualangan penuh teka-teki ini.
Bersama dengan seorang antropolog Belanda, Rene Wassing, Rockfeller menaiki sebuah perahu tradisional menyusuri sungai-sungai di belantara hutan papua.
Apes bagi mereka, pada 19 November 1961, perahu yang mereka tumpangi terbalik dan hanyut di sungai.
Sampai di bantaran sungai hanya Rene Wassing yang selamat dan pemandu lokal mereka.
Sedangkan Rockfeller hilang entah kemana.
Raibnya Rockfeller muda ini bahkan menjadi headline berita di dunia.
Keluarganya di AS yang mendengar hilangnya Rockfeller berusaha melakukan operasi pencarian.
Namun mereka kesulitan mendapat akses lantaran di Irian Barat sedang ada operasi militer skala besar (Trikora) yang dilakukan Indonesia untuk merebut bumi Cenderawasih dari tangan Belanda.
Walaupun begitu, pencarian Michael Rockfeller tetap dilaksanakan.
Banyak spekulasi mengenai nasib Rockfeller dari ia mati dimakan buaya, tenggelam hingga yang paling heboh menjadi korban kanibalisme suku pedalaman Papua.
Usaha pencarian selama dua bulan akhirnya membuahkan hasil.
Tim menemukan sepotong kaki yang masih mengenakan sepatu.
Setelah diotopsi maka diidentifikasi itu adalah bagian tubuh dari jasad Micahel Rockfeller.
Tiga tahun setelahnya tepatnya 1964, secara hukum Michael Rockfeller dinyatakan mati.
Artikel ini telah tayang di Gridhot sebelumnya pada Selasa, 4 Desember 2018 dengan judul Michael Rockfeller, Putra Miliarder AS Hilang di Belantara Hutan Papua, yang Ditemukan Hanya Potongan Kakinya.
(*)