Presiden Soekarno bahkan menunjuk Letkol Sabur sebagai komandan PPIP dan dipercaya merekrut anggota PPIP yang berasal dari semua angkatan (AU, AD, AL, dan Kepolisian)
PPIP kemudian berganti nama menjadi Cakabirawa dan diresmikan oleh Presiden SoekarnoPada 6 Juni 1962.
Sabur yang saat itu mendapatkan kenaikan pangkat sebagai Brigjen ditunjuk sebagai komandannya, sementara Kolonel Maulwi Saelan ditunjuk sebagai wakilnya.
Sebagaimana diketahui, dalam dunia pewayangan,Cakrabirawa merupakan senjata pamungkas milik Prabu Kresna yang jika dilepaskan bisa menyebabkan malapetaka yang dahsyat bagi musuhnya.
Dikutip dalam buku 'Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia',pasukan Cakrabirawa berkekuatan 3000 personel yang berasal dari keempat Angkatan Bersenjata.
Setiap anggota Cakrabirawa berasal dari pasukan yang handal. Umumnya mereka berlatar belakang pejuang gerilya yang sudah berpengalaman.
Mereka direkrut dari bekas pasukan Raider Angkatan Darat, Korps Komando (KKO) Angkatan Laut, Pasukan Gerak Tjepat (PGT) Angkatan Udara, dan Brigade Mobil diberi nama Batalyon KK (Kawal Kehormatan).
Pasukan Cakrabirawa dibagi menjadi 4 Batalyon (I - IV).
Batalyon I dan II bertugas di Jakarta dan Batalyon III dan IV menjaga Istana Bogor, Cipanas (Cianjur), Yogyakarta, dan Tampaksiring (Bali).