Perasaan cemas dan panik menyerang Nindia ketika ia melihat beberapa jenazah murid SMPN 1 Turi di Klinik SWA.
"Waktu itu saya tanya ke perawat, kalau saya cari adik saya yang bernama Annisa Ramadhani. Petugas meminta saya untuk kuat dan mengarahkan saya untuk memeriksa satu per satu jenazah yang ada di situ. Saya takut yang di sana itu adik saya," cerita Nindia.
Perasaannya mulai lega setelah mengetahui adiknya ternyata sudah berada di sekolah.
Ia lalu menceritakan bagaimana adiknya bisa selamat dari peristiwa tragis tersebut.
Diceritakannya kala itu, Annisa sempat mengukur ketinggian air Sungai Sempor.
Setelah mengetahui ketinggiannya dianggap berbahaya, Annisa bergegas naik dan mengajak teman-temannya ke atas.
Tetapi tidak semua rekannya mengikuti anjuran Annisa.
Proses evakuasi korban susur sungai di Sungai Sempor Turi
"Saat itu, adik saya sempat mengukur sungai, memang ada yang selutut tapi ada juga yang seleher. Adik saya mengajak teman-temannya untuk naik," kata Nindia menceritakan kisah adiknya.