Sebab, selama jajaran dan komisaris berhasil menjalankan tugas sesuai key performance indicator (KPI) yang telah ditentukan, tak akan terkena perombakan.
“Saya tidak mau pergantian itu karena hal-hal personal, selama KPI-nya jalan. Biarkan direksi BUMN bekerja, jangan ditakut takuti nanti diganti begitu. Yang diganti itu yang tidak sesuai dengan KPI,” kata Erick.
Erick mengaku sebenarnya menginginkan direksi dan komisaris yang telah ditunjuk bekerja sesuai dengan masa kerja yang telah ditentukan.
Dia tak ingin terjadi bongkar pasang direksi dan komisaris BUMN dalam waktu yang cepat.
“Saya mau direksi yang diangkat saat ini bisa menjabat sampai dengan selesai, jangan direksi ini ditakuti gonta ganti posisi, apakah dalam satu tahun dilepas saya tidak mau. Kenapa? karena yang namanya membangun sebuahh usah perlu kontinuitas, tetapi KPI harus tetap tercapai,” ucap dia.
Namun, anak buah Prabowo Subianto, Andre Rosiade, menyampaikan kritikan terbuka untuk Komisaris Utama PT Pertamina itu.
Kritikannya itu disampaikan secara resmi di Komisi VI DPR RI.
Melansir Tribunnews.com, menurut Andre, gaya Ahok di Pertamina seakan-akan menjabat sebagai direktur utama perusahaan pelat merah tersebut.
Hal ini dikemukakan Andre saat bertanya kepada Dirut Pertamina Nicke Widyawati saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (25/2/2020).