Gridhot.ID - Sosok aktor Sophan Sophiaan memang sangat dikenal masayarakat pada masanya.
Namun, kecelakaan yang menimpanya sungguh membuat masyarakat kaget dan berduka.
Kecelkaan yang renggut nyawa aktor senior tersebut terjadi pada 17 Mei 2008.
Kabar duka itu membuat publik terkejut, terlebih pada momen itu, Sophan Sophiaan didampingi sang istri, artis senior Widyawati dalam rombongan touring.
Nahas, Sophan Sophiaan terjatuh dari motor gede Harley Davidson yang ditungganginya.
Sophan Sophiaan meninggal dunia pada 17 Mei 2008 silam, dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sragen, Jawa Tengah.
Kabar duka itu memang sudah 11 tahun berlalu, namun jalur perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur yang dipilih rombongan itu tetap menarik untuk disimak.
Tahukah kamu kalau jalur Alas Mantingan yang dilalui rombongan yang dikepalai oleh Sophan Sophiaan itu memang dikenal angker dan berbahaya.
Hal itu diceritakan oleh dua orang bernama Mada dan Hari Hao alias om Hao pemilik channel YouTube Kisah Tanah Jawa.
Sekadar diketahui, Mada alias Mbah KJ ini dikenal memiliki keahlian tentang sejarah Jawa kuno, sementara Hari Hao alias om Hao ini memiliki kemampuan retrokognisi dan berinteraksi dengan penghuni dunia astral.
Kembali pada kasus kecelakaan yang menewaskan aktor Sophan Sophiaan tahun 2008 silam, om Hao ternyata memiliki “pengelihatannya” sendiri.
Menurut om Hao, kecelakaan tunggal itu tak benar-benar murni kecelakaan, melainkan melibatkan “mereka” yang menjadi penghuni dimensi yang berbeda.
“Jadi waktu itu pernah ada kejadian, salah satu artis senior pernah kecelakaan di Alas (Mantingan) ini, apakah itu ada faktor mistis yang melatarbelakangi?” tanya Mada seperti dikutip oleh Grid.ID, Kamis (21/2/2019).
“Ada mas,” tegas om Hao. “Dari warga sini, diperingatkan tolong jangan jalan dulu, tapi karena mengejar waktu, akhirnya duluan.”
Jadilah, Sophan Sophiaan yang menjadi ketua event Jalur Merah Putih (JMP) 2008 itu, memimpin 273 rombongan motor gede Harley Davidson melanjutkan perjalanan.
Diceritakan om Hao, rombongan moge itu melintasi sebuah jembatan berukuran tidak terlalu besar, yang memang dikenal angker.
“Dan, memang ada satu jembatan kecil, itu energinya pekat banget, gelap, hitam,” kata om Hao.
Dikisahkan om Hao, kondisi jalanan di sana memang tak bersahabat, “Medannya juga sangat ekstem,” sahut om Hao.
Serta kondisi tubuh Sophan Sophiaan saat itu yang tidak terlalu fit, menjadi salah satu penyebab kejadian nahas itu terjadi.
Selain itu, ada hal lain di luar nalar manusia, yang juga menjadi penyebab kecelakaan itu bisa terjadi.
Tepat di jembatan yang sudah diceritakan tadi, om Hao bercerita kalau saat rombongan moge itu melintas, ada satu sosok yang secara mendadak menyebrang.
“Waktu mau masuk tikungan yang dimaksud itu kan posisinya turun, ada jembatan, ada seperti yang nyebrang begini (memperagakan menyebrang jalan).”
“Bukan nenek-nenek tapi kayak begini (berjalan setengah membungkuk),” kata om Hao.
“Waktu mau nabrak begini, menghindari, langsung jatuh, karena ini kecelakaan tunggal yang saya lihat.”
“Kecelakaan tunggal dan temannya yang di belakang baru tahu,” kata om Hao yang mengaku memiliki kemampuan retrokognisi, alias melihat masa lampau.
“Itu kecelakaan tunggal, selain menghindari (orang menyebrang) juga menghindari jalanan berlubang. Jadi memantul (bannya) dan jatuh.”
“Jadi bisa saya tangkap sosok hitam itu penunggu jembatan, tapi unsurnya negatif,” kata om Hao.
Terlepas dari benar atau tidaknya kisah itu, jalur Alas Mantingan memang dijuluki sebagai jalur tengkorak lantaran seringnya terjadi kecelakaan maut yang memakan banyak korban.
Ditambahkan om Hao lagi, dulunya, jalur Alas Mantingan adalah jalan utama para pasukan kerajaan Mataram kuno dan kini dipenuhi dengan berbagai macam kerajaan tak kasat mata.
“Kalau saya lihat memang, kasus yang sering terjadi di sini adalah kasus orang menyebrang dan membanting setir. Orang menyebrang tapi tidak kasat mata.”
“Memang ada “kerajaannya” banyak, termasuk “kerajaan” yang bersifat negatif. Dan menjadi (tempat) pembuangan tumbal pencari pesugihan,” kata om Hao.
Dilansir oleh Grid.ID dari Kompas.com, road show motor gede keliling Pulau Jawa yang digagas Sophan Sophiaan dan teman-temannya berangkat dari Jakarta, 12 Mei 2008 silam.
Rutenya dimulai dari Jakarta, Rengasdengklok, Cirebon, Pekalongan, Semarang, Rembang, Tuban Surabaya, Kediri, Karanganyar, Solo, Yogyakarta, Purwokerto, Bandung, dan Bogor.
Rombongan itu rencananya akan tiba di Jakarta pada 20 Mei 2008, tepat saat bangsa ini merayakan 100 tahun hari Kebangkitan Nasional.
Rombongan Jalur Merah Putih (JMP) 2008 berangkat meninggalkan Kediri pukul 07.00.
Sophan Sophiaan mendapat nomor urut lima dalam rombongan touring moge itu.
Tak ada firasat dari teman maupun peserta touring lainnya.
Rombongan tiba di kawasan hutan Widodaren pukul 09.49 WIB.
Tiba-tiba, motor Sophan Sophiaan yang berada ditengah-tengah rombongan terjatuh.
Sophan Sophiaan terjatuh dengan posisi tertelungkup, “Saat jatuh posisinya tertelungkup.”
“Tak terlihat adanya luka, kakinya patah dan dari mulutnya keluar darah. Sepertinya luka dalam," ujar peserta JMP 2008 yang saat itu berada di mobil pengawal.
Istri Sophan Sophiaan, Widyawati, ikut dalam rombongan touring tersebut, namun ketika peristiwa ini terjadi, Widyawati ada di dalam mobil pengawal.
Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judul 11 Tahun Lalu Sophan Sophiaan Meninggal Saat Lewati Jalur Alas Mantingan, 2 Orang Ini Ceritakan Kisah Mistisnya.
(*)