Mayarakat menduga, Yunus yang menabrak warga asli setempat hingga tewas. Padahal, fakta tidak seperti itu. Sehingga sebenarnya Yunus merupakan korban salah sasaran.
"Saya secara pribadi prihatin terhadap kasus penganiayaan yang menewaskan sopir itu. Yang jelas saya dapat informasi korban dicurigai merupakan pelaku tabrak lari terhadap korban yang meninggal. Namun, ternyata bukan dia sebenarnya, artinya salah sasaran. Dan kami akan tindak para pelaku," ujar Paulus Waterpauw.
Saat disinggung terkait pembiaran anggotanya dalam peristiwa penganiayaan yang menewaskan Yunus tersebut,Paulus Waterpauw mengaku polisi tidak bisa berbuat banyak.
Karena jika anggota polisi bertindak tegas, dikhawatirkan akan jatuh banyak korban.
"Kalau saya bayangkan anggota melakukan tindakan tegas terhadap masyarakat itu, maka akan ada korban juga karena sebenarnya itu situasional," jelasnya.
Di sisi lain, Bupati Dogiyai mengutarakan permohonanan maafnya kepada keluarga Yunus atas apa yang telah terjadi.
Oleh karenanya, sebagaimana dikutip dari Instagram @infokomando pada Minggu (1/3/2020), Bupati Dogiyai mengaku siap mendukung kepolisian untuk mengusut serta menangkap pelaku pengeroyokan.
"Selaku Bupati Dogiyai siap memfasilitasi untuk mendukung serta membantu kepolisian untuk mengamankan pelaku penganiayaan dan pengeroyokan," ujarnya.
Lebih lanjut, Bupati Dogiyai juga akan memberikan uang santunan sebesar Rp 100 juta kepada keluarga Yunus.