Ayahnya bernama Suwarno hanya bekerja sebagai buruh serabutan, sehingga hasilnya tidak menentu.
Sedang ibunya Warsi sudah meninggal.
Dengan demikian, hasil dari berjualan sayur keliling dia kumpulkan.
Sebagian dia gunakan untuk membeli hewan ternak seperti kambing dan sapi sebagai persiapan untuk modal masuk kuliah.
Setelah hewan ternaknya besar, Amir lalu menjualnya.
Uang hasil dari menjual hewan ternak itu dia gunakan sebagai biaya masuk kuliah.
Amir mendaftar kuliah ke UTP Kota Surakarta pada 2014 dengan mengambil Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).
Dia mengaku memilih bekerja sebagai penjual sayur keliling karena tidak ingin membebani orangtuanya untuk uang kuliah.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar