Kapolda juga memastikan, kelompok KKB yang sempat menyandera tiga orang guru SD Inpres Baluni, Aroanop pada pertengahan Februari lalu itu juga yang terlibat kontak tembak dengan pasukan Brimob Satgas Nemangkawi pimpinan Ipda Dani Eko Setyawan hingga berujung pada gugurnya Bharatu (Anumerta) Doni Priyanto, anggota Brimob Resimen III Jakarta pada Jumat (28/2) petang.
Menurutnya, upaya penegakan hukum yang dilakukan oleh aparat kepolisian terhadap KKB di berbagai wilayah di Papua semata-mata karena kelompok tersebut memiliki dan menggunakan senjata api untuk melakukan serangkaian aksi kekerasan, teror dan intimidasi, tidak saja kepada aparat TNI dan Polri, aparat kampung atau desa, tetapi juga kepada masyarakat sipil.
“Kami tidak pernah menghendaki jatuh korban seperti ini baik dari pihak kami maupun dari pihak mereka. Tetapi ketika mereka melakukan intimidasi, kekerasan, menekan masyarakat dengan cara mereka, kami harus menegakkan hukum, karena negara ini kan harus aman, termasuk di daerah kita ini,” jelas Kapolda yang merupakan putra asli Papua itu.
Namun, Kapolda menambahkan bahwa perburuan terhadap KKB di wilayah Tembagapura maupun daerah lain di Papua menghadapi banyak rintangan dan risiko baik karena kondisi geografis yang sulit, faktor cuaca, penguasaan medan dan lainnya.
Saat kontak tembak antara aparat Brimob dengan KKB pimpinan Joni Botak di Jipabera, sekitar Kampung Aroanop.
Distrik Tembagapura, pada Jumat (28/2/2020) petang itu, tiga anggota KKB dilaporkan juga terkena tembakan oleh peluru aparat.
Kondisi ketiga anggota KKB tersebut hingga kini tidak diketahui nasibnya lantaran langsung dibawa lari oleh rekan-rekannya.
Komentar