Sementara pembuat iPhone, Foxconn tidak mengharapkan produksi pabrik di China akan kembali normal sampai akhir Maret 2020.
Loyonya industri manufaktur bisa melumpuhkan pertumbuhan ekonomi China di kuartal I tahun ini. Kepala ekonom Macquarie Group, Cina, Larry Hu mengatakan, China dapat mengalami penurunan ekonomi untuk pertama kalinya dalam sejarah.
"Data menunjukkan bahwa semuanya benar-benar buruk dan pemerintah bersedia melaporkannya," tulis Hu dalam sebuah catatan.
Ia menambahkan pertumbuhan ekonomi China di kuartal pertama 2020 bisa jauh di bawah perkiraan yang saat ini berjalan sekitar 4% (turun dari 6% pada kuartal keempat 2019).
"Bahkan mungkin bahwa pemerintah akan melaporkan pertumbuhan negatif untuk (kuartal pertama), pertama kalinya sejak akhir Revolusi Kebudayaan," tambahnya.
Ekonomi Tiongkok mengalami kontraksi 1,6% pada tahun 1976, ketika kematian pemimpin Partai Komunis Mao Zedong mengakhiri satu dekade panjang kerusuhan sosial dan politik di negara itu.
Sejak itu, ekonomi Cina mengalami booming, tumbuh pada tingkat tahunan rata-rata 9,4% antara tahun 1978 dan 2018 ketika memulai serangkaian reformasi ekonomi.
Hu menuliskan, China kemungkinan akan memberlakukan lebih banyak langkah kebijakan untuk membantu perekonomian, tetapi terlalu dini untuk mengharapkan paket stimulus besar dari Beijing.
Ekonom UBS juga memprediksi ekonomi China berkontraksi pada Januari dan Februari 2020, karena data PMI yang buruk.