Meskipun virus ini telah menyebar ke berbagai negara yang berbatasan dengan China dan menginfeksi sebanyak 4.000 orang di Korea Selatan, Korea Utara secara tegas menyatakan bahwa negaranya tidak memiliki kasus Covid-19.
Kendati demikian, Zhang Jun, duta besar China untuk PBB mengatakan bahwa Korea Utara menderita efek negatif dari Covid-19.
Berdasarkan pengalaman negara-negara yang lebih dulu terjangkit virus corona, menyembunyikan adanya wabah dari dunia Internasional, hanya akan memperburuk keadaan.
Ada banyak alasan untuk khawatir dengan kemungkinan adanya kasus virus corona di Korea Utara.
Pasalnya, negara-negara yang memiliki sistem kesehatan masyarakat modern seperti Korea Selatan, Jepang, dan Italia, bahkan kecolongan dengan pandemi ini.
Sementara sistem kesehatan Korut dianggap masih menderita lantaran kurangnya dana, peralatan, dan cakupan medis yang sangat buruk di area pedesaan miskin di negara itu.
Kee B. Park, Direktur Proyek Kebijakan Kesehatan Korea dan Dosen Kesehatan Global dan Kedokteran Sosial di Harvard Medical School menyebutkan sanksi global yang diterima Korut dapat menyulitkan bantuan, sehingga sanksi itu dilunakkan.
Sayangnya, Korut tetap menutup perbatasannya.
"Korea Utara merupakan negara berisiko tinggi, sebagai negara dengan sistem kesehatan yang lemah, untuk virus yang menimbulkan bahaya besar," ujar Park dilansir dari Time, Rabu (4/3).