Poppy pun lantas menganalisa tulisan yang ada di buku catatan pelaku yang kini dijadikan barang bukti pihak kepolisan.
Menurutnya, coretan NF yang berupa garis putus-putus menggambarkan pelaku tengah emosi dan marah.
"1. Perhatikan coretannya: gambar proyeksi emosi: terputus2, gambar org diikat, kaki kanan terputus: hal ini menggambarkan emosi tertahan dan kemarahan, kaki terputus lemah. Ia memproyeksikan dirinya lemah tdk punya pegangan. Berulang kali garis terputus: kecemasan, warna yg gelap: kondisi emosi marah," tulisnya.
Dari sisi tulisan, NF berulang kali menuliskan kata ayah, yang menurut Poppy, pelaku menyimpan kemarahan terhadap ayahnya.
"2. Tulisan: proyeksi perasaan. Berulang kali kata "ayah" muncul: biasanya kalau sampai pengulangan artinya ada fokus ke arah tsb: asumsi: lemahnya hubungan dgn ayah.
Dan ada kemarahan tdhp figurnya: karena ada kata "mati". Dan karena tdk kekuar emosinya; asumsi saya ia proyeksikan kemarahannya yg terpendam kepada ayah ia proyeksikan kepada anak kecil di bawah usianya. Sebagai pelampiasannya."
"3. Kenapa sampai melakukan: informasi di baca ybs kerap menonton youtube horor yg mungkin ada tindakan sadis, nah karena semua yg visual langsung masuk ke bawah sadar.
Baca Juga: Bencana Terus Melanda, Wirang Birawa Mendadak Singgung Soal Akhir Zaman, Sebut Keserakahan dan Kesombongan Jadi Penyebabnya: Ibu Pertiwi Menangis Dalam Perih, Sang Saka Merah Putih Ikut BersedihDi bawah sadar manusia letak syaraf yg atur gerakan atau perilaku. Jadi tanpa di analisa maka ia melakukan tanpa sadar. Di dukung oleh kemarahan."
Pakar mikro ekspresi ini menyebut bahwa pelaku masih memiliki hati nurani hingga berani menyerahkan pada polisi.
4. Menyerahkan diri: masih ada hati nurani dan rasa bersalah.