Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Psikolog Bongkar Makna Terselubung Tulisan Tangan NF, Siswi SMP Pembunuh Bocah 6 Tahun yang Viral, Kata 'Ayah' Punya Arti Mendalam

Candra Mega Sari - Sabtu, 07 Maret 2020 | 19:42
Poppy Amalya menganalisis buku catatan milik remaja 15 tahun yang bunuh bocoh 6 tahun di Sawah Besar
TRIBUNJAKARTA.COM/DIONSIUS ARYA BIMA SUCI dan Instagram/@pmmanagement

Poppy Amalya menganalisis buku catatan milik remaja 15 tahun yang bunuh bocoh 6 tahun di Sawah Besar

GridHot.ID - SeorangsiswiSMP bernisial NF (15) nekat melakukanpembunuhankepada bocah berinisial APA (6).

Pembunuhan tersebut terjadi di wilayah SawahBesar,JakartaPusat, Kamis (5/3/2020).

Melandir dari Tribun Jakarta, awalnya, keduanya sedang bermain di rumah NF.

Baca Juga: Misteri Tulisan 'Keep Calm and Give Me Torture' dalam Buku Diary Siswi SMP yang Bunuh Bocah 6 Tahun Jadi Tanda Tanya, Keluarga Tak Menyangka Mayat Korban Disimpan Dalam Lemari

Saat bermain, NF sengaja menenggelamkan mainan di bak mandi rumahnya.

Kemudian, NF meminta tolong APA untuk mengambilkan mainan tersebut.

"Pelaku (NF) minta tolong ambilkan satu mainan yang tenggelam di bak mandi," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus, saat konferensi pers, di kantor Polres Metro Jakarta Pusat, Sabtu siang (7/3/2020).

Baca Juga: Berdiri di Atas Batu dengan Tatapan Tajam, Penampakan Sosok Hitam dalam Tragedi Susur Sungai SMPN 1 Turi Diduga Hantu, Sosok Ini Justru Ungkap Fakta Sebenarnya

"Kemudian si korban membantu. Karena takut basah, korban melepaskan pakaiannya. Korban pun menceburi dirinya ke dalam bak mandi tersebut," sambungnya.

Pada saat itu, sambungnya, NF memiliki hasrat untuk membunuh APA dengan cara menenggelamkan kepala korban.

Setelah tak bernapas, NF memasukkan jasad APA ke dalam ember dan ditutupi kain agar tak diketahui orangtuanya.

Baca Juga: Dengkulnya Mendarat di Ulu Hati Temannya, Siswa SMP Ini Buat Rekannya Tewas Tergeletak di Lantai Sekolah, Padahal Awalnya Saling Ejek Antar Sesama

"Orang tua pelaku saat pulang ke rumahnya tidak mengetahui. Pelaku ada niatan untuk membuang mayatnya. Tetapi pelaku takut," sambungnya.

NF pun memasukkan korban ke dalam lemari kamarnya.

Pada Jumat (6/3/2020) pagi, NF berinisiatif melaporkan kasusnya tersebut ke kantor Polsek Metro Tamansari, Jakarta Barat.

Baca Juga: Siswi SMPN 147 Jakarta yang Tewas Lompat dari Gedung Sekolah Diduga Korban Bully, Keluarga Nadia Justru Dituding Lakukan Kekerasan Fisik, Sang Kakak: Jangan Sok Tau, Kalau Emang Peduli Kunjungi Makamnya, Doakan!

NF lalu membawa pakaian lain selain seragam sekolah, untuk menuju kantor polisi tersebut.

"Polisi saya sudah membunuh dan mayatnya saya taruh di dalam lemari," ujar Yusri, mencontohkan ucapan NF saat laporan di Polsek Metro Tamansari.

Rumah tersangka di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat yang menjadi lokasi pembunuhan tampak telah diberi garis kuning polisi, Jumat (6/3/2020).
TRIBUNJAKARTA.COM/DIONSIUS ARYA BIMA SUCI

Rumah tersangka di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat yang menjadi lokasi pembunuhan tampak telah diberi garis kuning polisi, Jumat (6/3/2020).

"Ini awalnya polisi tidak percaya, tapi setelah lihat ada mayat di kamar pelaku, mereka percaya," sambungnya.

Baca Juga: Beredar Pesan Berantai Kematian Nadia, Siswi SMPN 147 Jakarta yang Lompat dari Gedung Sekolah: Kalian Semua Kan Tidak Suka Sama Aku, Tenang Aja Nanti Jam 15.30 Aku Sudah Gak Ada Kok untuk Selamanya

Saat melakukan olah TKP di lokasi pembunuhan, pihak kepolisian mengamankan sejumlah barang bukti, seperti papan tulis dan buku catatan.

Dikutip dari Tribunnews.com, Wakapolres Metro Jakarta Pusat, AKBP Susatyo Purnomo mengatakan, papan tulis dan buku catatan itu berisi curahan hati dari sang pelaku.

"Di TKP tersebut yang pertama, kami menemukan papan curhat. Anak ini cukup cerdas, berkemampuan bahasa Inggris cukup baik dan dia mengungkapkan berbagai perasaannya itu dalam berbagai tulisan," ucapnya, Jumat (6/3/2020).

Baca Juga: Kisah Oprah Situmorang, Bocah SMP yang Berlari-lari Terobos Pasukan Paspampres Demi Beri Gitar Buatan Ayahnya pada Jokowi

Dari hasil olah TKP tersbebut, polisi menduga pembunuhan telah direncanakan sebelumnya oleh pelaku.

Pasalnya, polisi menemukan sebuah gambar seorang wanita dalam posisi terikat di dalam salah satu buku catatan milik pelaku.

"Ungkapan perasaan dia tuliskan semua dan lebih menarik lagi bahwa apa yang dilakukan hari ini, ini sudah tergambar," ujarnya saat ditemui di lokasi.

Baca Juga: Ayahnya Sering Dicap Arogan dan Sombong, Dul Jaelani Akhirnya Bongkar Sifat Ahmad Dhani yang Sebenarnya: Setahu Aku Sebisa Mungkin Poker Face

"Ini adalah gambar seorang wanita dengan terikat, lalu ada tulisan 'keep calm and give me torture."

Susatyo mengatakan, pihaknya akan langsung memeriksa dan mempelajari seluruh bukti yang ditemukan di lokasi kejadian.

"Ini akan menjadi bahan-bahan yang akan kami kumpulkan dari TKP untuk bisa kami kaji," kata dia.

Baca Juga: Khoirunnisa Dimakamkan Tepat di Hari Ulang Tahunnya, Tragedi Susur Sungai SMPN 1 Turi Tinggalkan Trauma, Korban Selamat: Tidak Terasa Airnya Tiba-tiba Naik

Tak pelak, kasus pembunuhan ini pun menarik perhatian daripsikolog sekaligus pakar mikro ekspresi, Poppy Amalya.

Melalui akun Instagram pribadinya, Sabtu (7/3/2020), Poppy mengaku prihatin dengan kasus pembunuhan yang melibatkan anak di bawah umur ini.

Poppy pun lantas menganalisa tulisan yang ada di buku catatan pelaku yang kini dijadikan barang bukti pihak kepolisan.

Baca Juga: Detik-detik Rizky Rasyid, Siswa SMP Dulupi Gorontalo Panjat Tiang Bendera Setinggi 10 Meter Demi Selamatkan Tali Bendera yang Lepas Saat Upacara Hari Kemerdekaan Berlangsung

Menurutnya, coretan NF yang berupa garis putus-putus menggambarkan pelaku tengah emosi dan marah.

"1. Perhatikan coretannya: gambar proyeksi emosi: terputus2, gambar org diikat, kaki kanan terputus: hal ini menggambarkan emosi tertahan dan kemarahan, kaki terputus lemah. Ia memproyeksikan dirinya lemah tdk punya pegangan. Berulang kali garis terputus: kecemasan, warna yg gelap: kondisi emosi marah," tulisnya.

Dari sisi tulisan, NF berulang kali menuliskan kata ayah, yang menurut Poppy, pelaku menyimpan kemarahan terhadap ayahnya.

Baca Juga: Massa Iddah BCL Belum Berakhir, Pria Ini Sudah Ngebet Persunting Ibunda Noah, Sesumbar Mirip Ashraf Sinclair, Netizen Auto Murka

"2. Tulisan: proyeksi perasaan. Berulang kali kata "ayah" muncul: biasanya kalau sampai pengulangan artinya ada fokus ke arah tsb: asumsi: lemahnya hubungan dgn ayah.

Instagram/@poppyamalya
Dan ada kemarahan tdhp figurnya: karena ada kata "mati". Dan karena tdk kekuar emosinya; asumsi saya ia proyeksikan kemarahannya yg terpendam kepada ayah ia proyeksikan kepada anak kecil di bawah usianya. Sebagai pelampiasannya."

"3. Kenapa sampai melakukan: informasi di baca ybs kerap menonton youtube horor yg mungkin ada tindakan sadis, nah karena semua yg visual langsung masuk ke bawah sadar.

Baca Juga: Bencana Terus Melanda, Wirang Birawa Mendadak Singgung Soal Akhir Zaman, Sebut Keserakahan dan Kesombongan Jadi Penyebabnya: Ibu Pertiwi Menangis Dalam Perih, Sang Saka Merah Putih Ikut BersedihDi bawah sadar manusia letak syaraf yg atur gerakan atau perilaku. Jadi tanpa di analisa maka ia melakukan tanpa sadar. Di dukung oleh kemarahan."

Pakar mikro ekspresi ini menyebut bahwa pelaku masih memiliki hati nurani hingga berani menyerahkan pada polisi.

4. Menyerahkan diri: masih ada hati nurani dan rasa bersalah.

Baca Juga: Santer Digosipkan Bakal Menikah dengan Tukul Arwana, Meggy Diaz Akhirnya Bongkar Hubungannya dengan Sang Komedian, Ngaku Sudah Kantongi Restu dari Sang Ayah

Selain itu, Poppy juga memberikan solusi agar pelaku mendapat mendampingan dari seorang psikologi.

Poopy menyarankan agar keluarga selalu mengajarkan kecerdasan emosi kepada anak agar kasus seupa tidak terjadi.

"5. Solusi: segara ada pendampingan psikolog BENERAN, khususnya psikolog klinis. Ambil hikmahnya ibu2 dan bapak2 utk memahami pentingkan arti "komunikasi dalam keluarga", ajarkan anak mengenal kecerdasan emosi. Dan pantau penggunakan you tube. Karena langsung masuk ke bawah sadar anak. Semoga keluarga kita di jauhkan hal negatif. Dan sayangi keluarga... utk keluarga korban, turut berduka cita.

Utk pelaku segara di dampingi psikolog. Utk penanganan dan teknik pembahasan pemikiran ada di #myhopebukupertamapoppy. Semua gambaran saya masih asumsi. Polisi pasti jauh lebih baik menanganinya secara profesional," pungkasnya.

(*)

Source :InstagramTribunnews.comTribun Jakarta

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x