Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Si Super Flanker Digosipkan Batal Mengudara di Indonesia, Pejabat Rusia Bongkar Fakta Kelicikan Amerika, Paman Sam Takut Setengah Mati Jika TNI Jadi Lawan Sepadan Australia dan Singapura Jika Sukses Boyong Su-35

None - Rabu, 18 Maret 2020 | 18:13
Sukhoi SU-35 yang sebentar lagi akan dimiliki Indonesia
Jacek Siminski/theaviationist.com

Sukhoi SU-35 yang sebentar lagi akan dimiliki Indonesia

Gridhot.ID -Amerika Serikat (AS) dikabarkan secara gamblang melarang Indonesia membeli produk alutsista dari Rusia.

Terlanjurnya, Indonesia sudah sepakat dengan negeri Beruang Merah untuk mengakuisisi jet tempur kelas berat 11 unit Sukhoi Su-35 senilai 1,1 miliar dolar AS.

Akan tetapi lobi AS akan pelarangan ini nampaknya bakal berbuah hasil.

Baca Juga: Gara-gara Amerika Serikat, Jet Tumpur Su-35 Terancam Batal Mangudara di Langit Indonesia, AS Harus Lakukan Hal Ini Sebagai Ganti Ruginya

Tersiar kabar mengejutkan jika Indonesia membatalkan pembelian 11 unit jet tempur Sukhoi Su-35 dari Rusia.

Kabar pembatalan pembelian ini ditenggarai tekanan dari Amerika Serikat (AS) yang melarang Indonesia membeli segala piranti militer dari Rusia.

Mengutip Bloomberg, hal ini dilontarkan oleh seorang pejabat AS yang tak mau disebutkan namanya dimana Paman Sam enggan Indonesia punya jet tempur yang dijuluki Super Flanker tersebut.

Baca Juga: Rusia Sengaja Simpan Sendiri Sukhoi Terminator, Ini Kekuatannya yang Mampu Membuat Mata Terbelalak, Lebih Canggih dari SU-35 yang Segera Diboyong TNI

Bahkan Dubes Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva sudah tahu lebih dulu jika AS memang sengaja menghalang-halangi Indonesia untuk membeli alutsista dari negaranya.

"Bukan rahasia bahwa Amerika Serikat memberikan tekanan yang tidak disembunyikan pada negara-negara yang berniat membeli peralatan pertahanan Rusia."

"Tujuannya jelas - untuk membuat negara-negara ini menolak untuk mendapatkan senjata dari Rusia dan beralih ke Washington. Tentu saja persaingan tidak adil yang melanggar aturan dan norma bisnis yang transparan dan sah," kata Lyudmila.

Lantas belum lama ini mengutip dari janes.com, Selasa (17/3/2020) direktur Layanan Federal Rusia untuk Militer -Teknis Kerjasama (FSVTS) Dmitry Shugayev angkat bicara mengenai kabar ini.

Source :Sosok.id

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x