Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Jerit Hati Driver Ojek Online Selama Virus Corona Merebak, Sulit Orderan Hingga Putus Asa, Ginanjar: Kami Gak Bandel, Tapi Butuh Makan

Desy Kurniasari - Rabu, 25 Maret 2020 | 17:42
Seorang driver ojek online curhat mengenai pendapatannya selama masa corona merebak
Tangkap layar kanal YouTube Indonesia Lawyers Club

Seorang driver ojek online curhat mengenai pendapatannya selama masa corona merebak

Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari

Gridhot - Pemerintah menghimbau masyarakat untuk melakukan social distance atau menjaga jarak sosial.

Social distance ini diterapkan untuk mencegah penyebaran virus corona.

Bahkan memberlakukan work from home atau bekerja dari rumah.

Baca Juga: Sempat Dipulangkan Usai Diserang Pneumonia, Kini Dirjen PT KAI Divonis Positif Covid-19, Tetap Jalani Karantina Meski Ngaku Tak Alami Batuk dan Sesak Nafas

Namun, tampaknya social distance ini masih menjadi suatu dilema.

Salah satunya bagi driver ojek online (ojol) yang kini menjadi sepi order.

Dilansir Gridhot dari kanal YouTube Indonesia Lawyers Club yang diunggah pada Selasa (24/3/2020), seorang driver ojek online (ojol) mengungkapkan curahan hatinya akibat virus corona yang semakin merebak.

Baca Juga: Seminar Anti Riba di Bogor Jadi Salah Satunya, Ini 4 Acara yang Diduga Jadi Sumber Utama Penyebaran Virus Corona, Ridwan Kamil: Kami Menemukan Ada Pola Persebaran

Ginanjar, driver ojol, menyampaikan sejumlah hal yang berkaitan dengan penanganan virus corona di Indonesia.

Dalam sehari, biasanya Ginanjar mampu mendapat untung Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu.

Ia mengatakan, biasanya ia bekerja dari pagi menjelang hingga larut malam.

Ginanjar mengatakan bahwa sebelumnya, ia sempat mendapat order makanan dari seorang perempuan.

Baca Juga: Beli 20 Ribu Alat Rapid Tes Pakai Dana Sumbangan Pribadi, Anggota DPR dan Keluarganya Minta Jadi Prioritas, Presiden Jokowi: Dokter, Tenaga Medis, ODP, Ini yang Didahulukan!

Perempuan yang tak ingin disebutkan identitasnya itu memilih memberikan kepada Ginanjar.

"Ini pengalaman saya dari semalam saya 'ngalong' sampai pagi bahwa yang tadi saya dapat order Alhamdulillah, ada mba mba hebat," ucap Ginanjar.

Ia pun melanjutkan ceritanya.

Baca Juga: Tetap Dianggap 'Sahabat' oleh Prabowo Meski Terlibat Konflik Natuna, Kini China Buktikan Balas Budinya ke Indonesia, Kirimkan Bantuan 12 Ton APD untuk Perangi Wabah Corona

"Saya pulang pagi, tidur sejenak kira-kira sampai jam 12.00 WIB, saya bangun biasa bercanda sama anak walau hari itu saya ga makan karena memang mohon maaf, ga ada bisa yang dimakan, itu sebagai contoh pendapatan saya," ujar Ginanjar.

Ginanjar mengatakan bahwa sekarang banyak orang yang saling menyalahkan.

Menurutnya, pekerja harian seperti dirinya pada saat ini tidak membutuhkan kata-kata bijak.

Bapak 3 orang anak ini berpendapat bahwa pekerja harian sepertinya hanya membutuhkan rangkulan tangan sebagai wujud empati dari masyarakat yang berkecukupan.

Baca Juga: Baru Mulai Bangkit dari Wabah Corona, China Kini Diserang Hantavirus, Jenis Virus Baru yang Memakan Korban Tewas hingga 32 Orang Harus Diisolasi Khusus

"Yang kami butuhkan sekarang itu, rangkulan tangan wujud empati kalian semua. Kami tu udah kenyang dinasihati," ujarnya.

Ginanjar juga mengatakan bahwa mereka bukannya tidak taat pada peraturan pemerintah yang menghimbau untuk melakukan social distance.

"Kami bukan warga yang tidak taat peraturan, kami taat. Kami tahu sakit, kami ke rumah sakit. Kami tahu disuruh istirahat di rumah, kami istirahat di rumah," imbuh pria tersebut.

Baca Juga: Fakir Miskin Tak Akan Kelaparan, Negeri Ini Akan Segera Lakukan Lockdown Gara-gara Virus Corona, Lihat Apa yang Dilakukan oleh Warganya

Namun, ia mengatakan bahwa ia membutuhkan empati yang berwujud, seperti halnya perempuan yang telah memberinya makanan sebelumnya.

"Kami butuh wujud dari empati kalian, yaitu berwujud," tambahnya.

"Kami mau kok istirahat di rumah, kami ini bukan orang-orang bandel. Kami mau, benar. Kami gak cuma berpacu kepada pemerintah," timpalnya.

Ia juga menyinggung sejumlah influencer yang memiliki banyak pengikut.

Baca Juga: Singgung Privilege Anggota DPR Dapat Rapid Test Corona, Dokter Ini Tulis Surat Terbuka untuk Jokowi, Kecam Krisdayanti yang Asyik Plesiran ke Eropa: Kami yang Berjuang Dalam Merawat Pasien di Rumah Sakit Indonesia

"Helo kemana kalian yang suka posting-posting, yang jumlah subscribenya banyak, yang jumlah followersnya banyak, yang berpenghasilan banyak, helo," ujarnya menyinggung para influencer.

"Sekarang ini butuh influence. Butuh trend setter. Kalau ada yang nyontohin bagus, pasti nanti banyak. Gak usah pikirin riya, karena malaikat ga bakal mengurangi pahala," imbuhnya.

Ia juga mengatakan bahwa PR yang sekarang dihadapi oleh masyarakat Indonesia adalah masalah kemanusiaan.

Baca Juga: Ayahnya Meninggal Akibat Jadi Garda Depan Tangani Pasien Corona, Wanita Ini Ngamuk ke Masyarakat: Lelucon #diRumahAja Jadi Air Mata Bagi Kami!

Masa social distancing ini nampak membuat Ginanjar tak dapat bekerja secara maksimal.

Terlebih pemerintah selalu mengimbau agar tetap di rumah dan menghindari keramaian yang berpotensi menimbulkan penularan virus corona.

Namun, driver ojol itu menegaskan bahwa dalam masa social distancing ini, dirinya tidak meminta agar seluruh biaya hidupnya ditanggung pemerintah.

Baca Juga: Indonesia Darurat Corona, Prabowo Subianto Terancam Tunda Belanja Senjata, Ketua Komite I DPD Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran PUPR dan Alutsista untuk Penanganan Covid-19

"Kami tuh ga minta bantu bayarin kontrakan kami, cicilan motor kami. Dua minggu! Kami butuh makan, kami butuh makan dua minggu! Saya kesampingkan kebutuhan saya seperti kontrakan. Ini wujud saya taat sama peraturan pemerintah, saya tunduk, ga akan bangkang," ucap Ginanjar.

Namun Ginanjar juga mengungkapkan, ia tak membutuhkan jargon untuk melakukan social distance maupun karantina mandiri.

Ia hanya membutuhkan kepedulian sesama.

Baca Juga: Imbas Virus Corona Kian Luar Biasa, Tes SKB CPNS Tahun 2020 Resmi Ditunda, Tak Tahu Kapan Wabah Bakal Berakhir, BKN: Kita Lihat Kondisi

Terlepas dari itu, Ginanjar masih berharap pemerintah tidak memberlakukan lockdown atau karantina suatu wilayah untuk pencegahan virus corona.

Menurutnya, masih ada kesempatan untuk menangani virus corona tanpa diberlakukannya lockdown.(*)

Source :YouTube

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x