Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari
Gridhot.ID - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, berencana menghentikan operasi bus AKAP dan bus pariwisata dari dan ke Jakarta.
Hal ini berdasarkan salah satu zona merah penyebaran virus corona atau Covid-19 adalah Jakarta.
Melansir TribunJakarta.com, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berencana menghentikan operasional bus AKAP, bus antar-jemput antarprovinsi (AJAP), serta bus pariwisata dari dan ke Jakarta.
Kebijakan penghentian operasi bus tersebut merupakan langkah antisipasi mewabahnya virus corona Covid-19.
"Harapannya, dengan pelarangan ini, maka akan bisa menekan penyebaran virus corona ini di daerah-daerah tujuan yang selama ini informasi dan laporan dari daerah itu terjadi peningkatan ODP (orang dalam pemantauan) maupun PDP (pasien dalam pengawasan) yang cukup signifikan," kata Anies Baswedan.
Namun, kebijakan tersebut ternyata tidak disetujui oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan.
Luhut Binsar menunda langkah penghentian operasioanal AKAP tersebut hanya dengan alasan menunggu kajian dampak ekonomi rampung.
Dilansir dari Antara, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, memberi penjelasan melalui rilis media virtual, Selasa (31/3/2020).
Dalam video tersebut, Luhut memastikan bahwa kebijakan terkait mudik masih dikaji agar saat kebijakan diberlakukan, tidak ada warga yang dirugikan.
"Lagi dihitung dengan cermat," ujar Plt Menteri Perhubungan (Perhub) itu.
Luhut pun mengatakan bahwa masalah selanjutnya ialah mengenai penularan Covid-19.
"Masalah kedua kan penularan. Itu sangat kental (terasa akibatnya) dengan jika kita tidak melaksanakan social distancing atau jaga jarak itu dengan baik," kata Luhut.
Pembahasan pun beralih ke arah kebijakan pemerintah terkait pencegahan mudik dengan kendaraan pribadi maupun moda transportasi yang kini masih memberangkatkan pemudik.
"Kita sudah himbau. Karena kalau sekarang kamu mudik ramai-ramai, kamu tanpa sadar sudah membuat kemungkinan orang lain meninggal karena perilakumu. Atau kau sendiri (yang meninggal)," ujarnya.
"Jadi tergantung kita sekarang, kalau tidak ada kesadaran itu, kita langsung atau tidak langsung bisa membantu (membuat) jumlah orang meninggal itu bertambah," imbuhnya.
Plt Menteri Perhubungan itu pun berpesan agar masyarakat sadar perihal mudik yang berimbas terhadap penyebaran wabah Covid-19 yang lebih meluas ke kampung halaman.
Sementara itu, dilansir dari Kontan.co.id, Luhut mengatakan, saat ini pemerintah juga masih mengkaji apakah akan menutup akses jalan baik tol maupun jalan nasional bila larangan mudik ini berlaku.
Dia mengatakan, hal ini perlu kajian lebih lanjut supaya akses logistik tetap berjalan.
Dia tidak menampik bahwa ada kemungkinan akan ada pelarangan pengoperasian bus antar kota.
Namun, dia pun mengatakan hal ini masih perlu dibahas kembali.
"Kalau (pelarangan) bus antar kota itu mungkin akan terjadi, tetapi saya belum berani berspekulasi, karena keputusan akhir nanti di rapat," terang Luhut.
Meski larangan mudik belum berlaku, sudah banyak masyarakat yang melakukan mudik lebih awal.
Walau tak mau mengatakan bahwa pemerintah tergolong lambat mengambil kebijakan, Luhut mengaku tak menduga bahwa penyebaran virus corona terjadi begitu cepat.
Sejauh ini pemerintah memang masih mengimbau agar masyarakat tidak melakukan mudik.
Menurut Luhut, dengan tidak melakukan mudik saat Lebaran dapat menekan penyebaran penularan virus corona.(*)