Gridhot.ID - Pete memang menjadi salah satu tumbuhan yang sangat difavoritkan masyarakat Indonesia.
Meski rasanya unik, namun pete malah jadi lalapan di tiap hidangan Nusantara.
Baunya yang tak biasa juga tak membuat orang berhenti untuk mengonsumsi lalapan tersebut.
Ada banyak resep yang bisa kita olah dari buah bernama petai ini, mulai dicampur dengan kentang, sebagai tambahan nasi goreng, ikan, dan masih banyak lagi.
Nah, media sosial tengah ramai dengan adanya penemuan buah menyerupai "petai" berukuran raksasa di Kabupaten Banjarnegara pada Rabu (25/3/2020).
Salah seorang pengguna Twitter @JokoSus46520969 mengunggah dua foto yang menampilkan warga tengah menenteng buah yang bentuknya menyerupai petai namun dengan ukuran besar atau raksasa.
"Ada yang mau masak pete? @depaimin," tulis akun @JokoSus46520969 dalam twitnya.
Lantas, twit tersebut direspons oleh banyak pengguna Twitter lainnya, bahkan beberapa warganet mempertanyakan apakah buah tersebut bisa dikonsumsi atau tidak.
Tidak sengaja ditemukan
Selain itu, seorang warga Banjarnegara sekaligus orang yang menemukan buah tersebut, Agus Soewarto mengisahkan bahwa penemuan petai tersebut diketahui secara tidak sengaja ketika organisasi pemuda hendak melakukan kegiatan reboisasi di hutan.
"Tidak sengaja (ditemukan). Ketika organisasi pemuda sedang melakukan kegiatan reboisasi penanaman pohon di hutan, akhirnya sampai diketemukan buah itu," ujar Agus saat dihubungi Kompas.com, Selasa (31/3/2020).
Atas kejadian tersebut, Agus pun mengunggah foto dirinya dengan buah raksasa tersebut di akun Facebook bernama Martien Bay. Namun, ia mengungkapkan bahwa penemuan buah menyerupai petai berukuran raksasa itu terjadi pada Senin (16/3/2020).
"PEMIRSA..!! Barang ora umum usah di umumna.. (PEMIRSA..!! Benda yang tidak biasa jangan dibesar-besarkan)," tulis Agus sekaligus pemilik akun Martien Bay.
Penjelasan BKSDA Menanggapi adanya kejadian tersebut, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah, Darmanto mengungkapkan, buah menyerupai "petai" berukuran raksasa tersebut bernama Gandu (Entada rheedi Spreng).
"Dari hasil pengamatan dan identifikasi tumbuhan yang mirip dengan petai raksasa tersebut merupakan tanaman merambat atau liana, jenis polong-polongan, masuk dalam familinya Fabaceae dan Genus Entada, dengan rasa buah pahit," ujar Darmanto saat dihubungi Kompas.com, Selasa (31/3/2020).
Ia mengungkapkan, penemuan buah tersebut berlokasi di sekitar kawasan Cagar Alam Pringombo II.
Adapun buah raksasa itu ditemukan oleh warga asal Desa Panawaren, Kecamatan Sigaluh, Kabupaten Banjarnegara.
Bisa Diolah Jadi Bahan Herbal
Terkait beberapa pertanyaan warganet mengenai apakah buah petai raksasa tersebut dapat dikonsumsi,
Darmanto menjelaskan, buah tersebut tidak untuk dikonsumsi. "Masyarakat untuk tidak mengonsumsi buah tersebut dan ikut menjaga dan melestarikan tanaman tersebut karena tidak di semua kawasan hutan ada dan berada di dalam kawasan Cagar Alam Pringombo," imbuhnya.
Sementara itu, pihak BKSDA melakukan penelusuran dari beberapa sumber dan diketahui tumbuhan ini sudah dikenal lama oleh masyarakat sekitar.
Umumnya warga menyebut tanaman tersebut bernama Gandu (Entada rheedii Spreng).
Gandu merupakan liana, tumbuhan pemanjat berkayu yang besar dan tersebar luas di daerah tropis dan sub tropis.
Namun, petai raksasa ini bukan jenis petai yang bisa dimakan.
"Berdasarkan beberapa penelitian, jenis Entada lebih banyak digunakan untuk obat herbal. Entada rheedi Spreng bijinya digunakan untuk pengobatan tradisional di Mesir sebagai anti-rematik, anti-inflamasi, dan makanan suplemen," kata Darmanto lagi.
Tak hanya itu, ada jenis tanaman Entada lainnya, yakni Entada phaseoloides (L.) Merr yang sudah lama dimanfaatkan sebagai herbal yang efektif untuk pengobatan diabetes melitus oleh masyarakat Dai, etnis China minoritas.
Artikel ini telah tayang di GridHits dengan judul Kenalkan ini Pete Raksasa Asli Jawa Tengah, Ternyata Isi dan Rasanya Tak Terduga.
(*)