Sikap Kapolsek Kembangan yang memilih menggelar pesta pernikahan mewah juga menunjukkan ketidakpekaan terhadap kondisi Indonesia yang tengah berperang melawan penyebaran Covid-19.
Namun, di balik pelanggaran Fahrul, ternyata terdapat cerita tersendiri di mata para tamu undangan.
Melansir Antara, salah satu tamu pada acara tersebut, Miftahul Munir (30) menceritakan para tamu saat menghadiri acara pada Minggu (21/3) itu betul-betul dicek kesehatannya.
"Sebelum hendak ke ruang pesta, saya dicek suhu dulu. Kemudian menyerahkan undangan yang terdapat kode bar di dalam undangan tersebut," kata Munir di Jakarta, Kamis.
Kemudian para tamu yang telah diizinkan masuk ruangan pesta, harus menggunakan penyanitasi tangan.
Munir mengatakan, sekitar sepuluh meter sebelum benar-benar memasuki ruangan pesta, para tamu dicek kembali suhu tubuhnya oleh tim penyelenggara pernikahan.
Hanya tamu dengan suhu tubuh di bawah 37 derajat celsius yang boleh memasuki ruangan pesta, kemudian mereka diarahkan menggunakan lagi penyanitasi tangan.
Penyanitasi tangan hampir selalu ada di setiap sudut ruangan resepsi.
Petugas penyelenggara pernikahan kerap mengimbau para tamu agar selalu menggunakannya ketika hendak mengambil makanan.