"Mematikan, kekuatan yangtanpa pemeriksaantidak boleh disebut sebagai metode untuk menanggapi keadaan darurat seperti pandemi COVID-19," katanya.
Amnesty International mengklaim bahwa lebih dari 17.000 orang telah ditangkap karena pelanggaran terkait dengan lockdowndan perintah jam malam.
Pekan lalu, Human Rights Watch menuduh polisi dan pejabat setempat telah memaksa orang yang ditangkap karena melanggar aturanuntuk masuk ke dalam kandang anjing.
Selain itu, para pelanggar ini juga dibuat duduk berjam-jam di bawah sinar matahari sebagai hukuman.
Dikatakan para pejabat di kota Santa Cruz, tepat di selatan Manila, mengakui mengurung lima orang muda di dalam kandang anjing pada 20 Maret, membenarkan tindakan mereka dengan mengatakan bahwa mereka yang ditangkap telah melanggar jam malam dan secara verbal kasar.
Ia juga mengklaim para pejabat memaksa pelanggar jam malam di Parañaque, sebuah kota di Metro Manila, untuk duduk di bawah terik matahari setelah penangkapan mereka karena mereka tidak punya tempat untuk menempatkan mereka, dan bahwa polisi membunuh seorang pria di utara Manila setelah ia diduga menghindari sebuah pos pemeriksaan.
Polisi mengklaim pria itu ditembak karena dia mengejar petugas polisi.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia menyatakan keprihatinan pada kekuatan ketat pemerintah Filipina harus menangkap orang-orang bahkan jika mereka "tidak serius menolak" tindakan polisi untuk mematuhi jam malam dan pembatasan lainnya.
Polisi nasional mengatakan tindakan mereka sah menurut hukum.(*)