Rasa takut juga menghinggapi para penggali kubur yang memakamkan jenazah pasien Covid-19, tapi mereka serahkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
"Rasa takut pasti ada, tapi kita Lillahi taala karena ini bagian dari tugas," kata Sanur.
Ia mengakui punya tugas baru, tak hanya menggali kubur tapi juga memakamkan jenazah korban virus corona atau Covid-19.
Sanur membenarkan setiap harinya jumlah korban corona yang dimakamkan di TPU Tegal Alur kian bertambah.
Di sela waktu ketika tak ada jenazah yang datang, para petugas makam memanfaatkan untuk menggali liang lahat sebanyak mungkin.
Kedalaman lubang untuk jenazah korban corona lebih dalam dibanding jenazah umum untuk lebih aman.
Kendati sebenarnya Sanur memastikan jenazah yang dimakamkan sangat kecil kemungkinannya untuk menularkan virus.
Sebab, SOP yang diterapkan sangat ketat. Jenazah sudah dimasukan ke dalam peti dan dilapisi plastik.
Area makam juga disemprot disinfektan saat jenazah tiba dan selesai pemakaman.
Sedangkan untuk petugas mengenakan alat pelindung diri (APD) berupa jas hujan plastik, masker, sarung tangan dan sepatu boots.
Asep menambahkan penjelasan rekan kerjanya itu.
Setiap harinya sebelum pulang ke rumah, ia terlebih dahulu berganti pakaian.
Setibanya di rumah, pakaian bekas ia bekerja langsung direndam.
Sedangkan jas hujan plastik serta sarung tangan plastik yang ia kenakan saat memakamkan jenazah langsung dibakarnya.
Sebab, keduanya hanya untuk sekali pakai.
"Saya juga langsung mandi. Setelah bersih baru ketemu keluarga karena ngeri juga namanya ada anak istri di rumah," kata Asep.
Baik Sanur dan Asep terus berharap agar tak semakin banyak korban corona yang meninggal serta wabah ini segera berakhir.
"Semoga aja virus ini segera berakhir dan kita semua bisa sehat," ucap Asep.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Mobil Ambulans Pembawa Jenazah Covid-19 Antre di TPU Tegal Alur, Satu Pemakaman Butuh Waktu 15 Menit.
(*)
Source | : | Warta Kota |
Penulis | : | None |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar