Jumlah penutupan bisnis menjadi perhatian di tengah upaya China yang mencoba untuk menghidupkan kembali ekonominya yang beresiko mengalami kontraksi pada kuartal pertama untuk pertama kalinya sejak 1976.
"China telah berhasil mengendalikan wabah Covid-19. Namun, ada tanda-tanda kerusakan yang berkelanjutan pada permintaan domestik, dan di atas itu, guncangan eksternal yang disebabkan oleh penutupan luas di negara-negara besar lainnya berlangsung dengan cepat," tulis Yao Wei dan Michelle Lam, ekonom dari Societe Generale dalam catatannya.
Di Dongguan, deretan toko-toko kosong dan pabrik-pabrik yang ditutup menjadi fitur nyata dari lanskap tersebut ketika perusahaan-perusahaan bergulat dengan permintaan internasional yang merosot.
Pada bulan Maret, produsen tote bags dan mainan lokal yang berorientasi ekspor di kota itu, Dongguan Fantastic Toy Company, runtuh setelah pesanan luar negeri mengering dan meninggalkan beberapa pekerja dengan gaji yang tidak dibayar.
Pemilik bisnis lain di China yang tidak mampu lagi mempertahankan operasi menghadapi sejumlah rintangan sebelum mereka dapat meninggalkan perusahaan.
Jika sebuah perusahaan yang bangkrut ingin membatalkan pendaftaran perusahaannya, perusahaan tersebut harus melalui prosedur kebangkrutan atau menunjukkan laporan likuidasi yang menyatakan bahwa mereka tidak memiliki hutang atau kewajiban lain yang belum dibayar.
Source | : | kontan |
Penulis | : | None |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar