Pengunjung diminta untuk menunjukkan status kesehatannya pada aplikasi, memakai masker bedah dan diukur suhu tubuhnya sebelum masuk.
Akan tetapi, pada Hari Minggu pengunjung membludak.
Pihak berwenang taman akhirnya memutuskan untuk menutup tempat itu karena pengunjung telah mencapai batas harian sebanyak 20.000 orang.
Pihak berwenang juga meminta agar orang-orang mengunjungi tempat itu lain waktu atau mengunjungi situs yang lainnya.
Berbagai gambar tentang padatnya pegunungan itu dibagikan oleh netizen melalui platform media sosial Weibo.
"Pariwisata dan industri terkait telah terpukul keras. Tapi epidemi belum berakhir. Jika Anda harus membuka situs, Anda harus membatasi arus (turis), dan pengunjung dari luar," komentar salah seorang pengguna.
Seorang netizen juga mengunggah keramaian itu di akun Twitter.
Source | : | Sosok.id |
Penulis | : | None |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar